Jumat, 27 September 2013

VIBRIO VULNIFICUS



VIBRIO VULNIFICUS


Disusun oleh:
Irnanda Arif Dharmawan (11.70.0072)
Wenny Pratiwi (11.70.0074)
Yosie Nathania (11.70.0075)

Karakteristik
Vibrio vulnificus merupakan mikroba patogen gram negatif dan merupakan bakteri non spora dari famili Vibrionaceae yang dapat ditemukan secara alami di daerah perairan hangat (halofilik obligat) yang tumbuh baik di lingkungan laut tropis maupun subtropis. Jumlah organisme ini tergantung suhu air laut, yang biasanya jumlah lebih banyak ditemukan pada musim panas. Bakteri ini terdapat pada makanan yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia yang memakannya. Vibrio vulnificus dapat juga ditemukan hidup bebas di air laut dan endapan lumpur di dasar laut.

Sumber dan Kontaminasi pada Bahan Pangan
Bakteri patogen ini biasanya berhubungan dengan makanan laut dari muara atau pesisir
laut dengan suhu air tertinggi, seperti yang berada di selatan pesisir Amerika Serikat. Meskipun Vibrio vulnificus umumnya hidup membentuk koloni di tiram, remis, plakton, maupun kepiting yang hidup di perairan asin. Karena itu bahan pangan yang sering terkontaminasi oleh bakteri ini sering dikaitkan dengan kerang dan crustaceae, namun juga dapat ditemukan pada pakan ikan plankton maupun ikan lainnya. Vibrio vulnificus membentuk jaringan serta merupakan organisme dapat mencemari ikan dari laut dalam lingkungan.

Penyakit Akibat Vibrio vulnificus dan Gejala yang Ditimbulkan
V. vulnificus diketahui dapat menyebabkan tiga jenis penyakit yaitu Gastroenteritis (5-10% kasus), Septikemia Primer (45% kasus), atau luka infeksi (45% kasus). Pada orang sehat,  konsumsi makanan dari hasil laut yang terkontaminasi V. vulnificus bisa menyebabkan Gastroenteritis, tetapi pada individu yang rentan (mereka yang menderita beberapa bentuk penyakit kronis seperti penyakit hati, atau AIDS) dapat menyebabkan Septikemia Primer, dimana bila sudah begitu akan menimbulkan infeksi berat yang dapat berujung pada kematian (mencapai >50%) serta sekitar 90% orang yang terinfeksi V. vulnificus memerlukan rawat inap.

a.       Gastroentritis
Gastroenteritis kebanyakan terjadi setelah orang mengonsumsi makanan yang mengandung V. vulnificus. Walau hingga saat ini belum diketahui dosis pasti yang dapat menyebabkan Gastroenteritis, pada orang sehat yang terinfeksi V. vulnificus dapat berakibat orang tersebut mengalami diare, muntah dan sakit perut. Gejala ini biasanya terjadi sekitar 16 jam setelah infeksi dan digolongkan sebagai self-limiting dissease dimana sangat bergantung pada kondisi tubuh setiap individu dan dapat sembuh dengan sendirinya.
b.      Septikimia Primer
Septikemia Primer umumnya terjadi setelah makanan yang mengandung V. vulnificus dikonsumsi, kemudian bakteri masuk ke aliran darah melalui saluran pencernaan dan menyebar keseluruh tubuh. Septikimia Primer kebanyakan terjadi pada orang yang rentan/memiliki penyakit kronis dengan dosis infeksi berkisar antara 100 sel. Penyakit ini umumnya mulai timbul 7 jam - 2 hari setelah terpapar (kebanyakan 36 jam setelah gejala awal terjadi). Gejala awal penyakit ini diantaranya demam dan badan menggigil yang disertai dengan mual, muntah dan diare. Dapat juga diikuti dengan penurunan tekanan darah secara drastis sehingga tak jarang berujung pada kematian. Mayoritas penderita juga mengalami lecet pada kulit yang sangat menyakitkan. Kulit awalnya tampak merah dan kemudian akan mejadi seperti lecet dan terkelupas menjadi bisul nekrotik (bisul yang timbul akibat sel-sel kulit yang mati). Bila hal ini sampai terjadi, tindakan amputasi sangat dianjurkan untuk mencegah infeksi yang meluas.
c.       Luka Infeksi
Luka infeksi terjadi bila luka pada kulit atau lecet mengalami kontak langsung dengan air laut yang mengandung V. vulnificus. Infeksi ini biasanya dimulai dengan pembengkakan, kemerahan, dan rasa sakit di sekitar luka yang terinfeksi. Luka nantinya akan melepuh, berisi cairan dan mengembang yang dapat mengakibatkan nekrosis jaringan. Sekitar 50% pasien yang mengalami luka infeksi akibat V. vulnificus memerlukan amputasi. Pada beberapa pasien, infeksi ditemukan menyebar ke aliran darah dan berakibat pada kematian.

Berdasarkan keterangan-keterangan diatas, diketahui bahwa penyakit akibat V. vulnificus merupakan tipe penyakit yang menyebar secara infeksi. Hal ini tak lepas karena bakteri V. vulnificus sendiri yang menyebar masuk kedalam tubuh dan menyebabkan tubuh menderita sakit.


BAHAN PANGAN YANG TERKONTAMINASI
Vibrio vulnificus pada umumnya berkaitan dengan makanan laut yang berasal dari tepi pantai atau laut dimana temperatur pada air laut tersebut tinggi, seperti contohnya pantai selatan US. Meskipun bakteri ini lebih banyak terdapat pada sistem penyaringan makanan kerang (contoh: tiram), bakteri ini berpotensi mengkontaminasi ikan yang berada di sekitar lingkungan tersebut. Kebanyakan kasus kontaminasi oleh Vibrio vulnificus memang berhubungan dengan hasil laut kerang-kerangan dan crustacea, akan tetapi dapat juga ditemukan pada isi perut ikan apabila ikan tersebut memakan plankton atau ikan kecil lain yang mengandung bakteri tersebut.

Salah satu contoh kasus yang terjadi adalah di daerah US, dimana tiram yang diambil dari beberapa wilayah di laut US yang memiliki temperatur dan salinitas air yang tinggi menunjukkan jumlah Vibrio vulnificus berada pada level 0 – 1.100.000 CFU/g. Pada temperatur yang hangat menunjukkan bahwa konsentrasi bakteri ini berada pada level tertinggi pada tiram. Pada musim panas di daerah Gulf of Mexico telah diperkirakan terdapat ± 100% tiram pada perairan tersebut terkontaminasi oleh Vibrio vulnificus dengan level 103 – 104 /g, dan banyak kasus infeksi disebabkan oleh bakteri tersebut terjadi pada musim panas ketika suhu air laut antara 20 – 30 oC.


CATATAN INSIDEN / CONTOH KASUS
Konsumsi produk laut mentah oleh individu yang rentan, khususnya tiram, dari perairan yang beresiko tinggi maka akan menambah resiko keracunan karena Vibrio vulnificus. Meskipun tidak banyak kasus yang diketahui, tapi sekitar 90 kasus tiap tahun di USA disiarkan, hanya saja tidak semuanya berkaitan dengan konsumsi hasil laut yang terkontaminasi. Tingkat kematian yang tinggi berhubungan dengan Vibrio vulnificus membuat bakteri ini menjadi masalah kesehatan yang penting, khususnya di USA.

Tidak ada kasus utama keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri ini dan beberapa hanya kasus sporadik, frekuensinya akan meningkat selama musim panas. Infeksi Vibrio vulnificus sangat jarang terjadi saat musim dingin, bahkan ketika tingkat konsumsi tiram tinggi. Beberapa kasus juga terjadi di Eropa, Korea, dan Taiwan.


PENCEGAHAN KONTAMINASI VIBRIO VULNIFICUS
Proses dekontaminasi seperti depurasi atau teknologi yang ada tidak efektif menghilangkan Vibrio vulnificus dari kerang, sehingga cara yang dapat digunakan adalah menjaga agar konsumsi kerang-kerangan mentah lebih dikurangi. Selain itu, kerang-kerangan sebaiknya dipanen dari perairan yang tidak terkontaminasi. Level bakteri ini akan bertambah pada saat adanya jeda waktu antara pemanenan kerang-kerangan dari laut dengan saat disimpan pada refrigerator. Di USA waktu yang diperbolehkan antara pemanenan ke refrigerasi tergantung pada kondisi perairan, (apakah perairan tersebut sudah pernah terkontaminasi oleh Vibrio vulnificus atau belum), temperatur perairan, musim dan temperatur udara. Tiram yang diambil selama musim panas dapat dikonsumsi dengan melalui proses pemasakan, pasteurisasi atau radiasi. Proses tersebut dilakukan untuk menghindari kemungkinan masyarakat mengkonsumsi tiram mentah. Konsumen perlu mempertimbangkan resiko dari mengkonsumsi kerang-kerangan yang mentah atau belum matang, khususnya pada kondisi yang rentan yang dapat membuat mereka lebih beresiko terinfeksi oleh Vibrio vulnificus.

Radiasi 1,0-1,5 kGy dapat digunakan pada tiram untuk mengurangi Vibrio vulnificus. Radiasi dapat menginkativasi vibrious dan tetap menjadi tiram tetap hidup. Pada level 2 kGy dapat mereduksi Vibrio vulnificus sebanyak ± 107 pada udang beku. Peningkatan suhu dapat memperbesar efek yang ditimbulkan dari radiasi. Contohnya jika suhu meningkat dari 25oC menjadi 40oC akan mengurangi setengah dosis yang dipergunakan untuk membunuh sebanyak bakteri yang sama.


DAFTAR PUSTAKA



Daniels N and Shafaie A. 2000. A Review of Pathogenic Vibrio Infections for Clinicians. J Infectious Medicine 17(10):665-685.

Interstate Shell-Fish Sanitation Conference. 2001. Vibrio vulnificus: FACT SHEET FOR HEALTH CARE PROVIDERS

Lawley, Richard; Laurie Curtis & Judy Davis. 2008. The Food Safety Hazard Guidebook. The Royal Society of Chemistry, Thomas Graham House, Science Park, Milton Road; Cambridge.

Nair, G.B., Faruque, S.M. and Sack, D.A. Vibrios in ‘‘Emerging foodborne pathogens.’’ ed. Motarjemi, Y. and Adams, M. Cambridge. Woodhead Publishing Ltd, 2006, 332–372.

Sakazaki, R., Kaysner, C. and Abeyta, C. Vibrio infections in ‘‘Foodborne infections and intoxications.’’ ed. Riemann, H.P. and Cliver, D.O. 3rd edn. London. Academic Press, 2005, 185–204.

Unknown. (2001). VIBRIO VULNIFICUS. ESR Ltd.



3 komentar:

  1. Saya Frisky Fediana H (11.70.0034) bersama Vania Eka (11.70.0032) dan Rency Gista (11.70.0031) dari kelompok 5 mau bertanya. Di atas dikatakan bahwa Vibrio vulnificus lebih banyak ditemukan pada musim panas. Saya ingin bertanya mengapa hal itu bisa terjadi? Kemudian, V.vulnificus banyak membentuk koloni pada plankton, sedangkan plankton merupakan makanan ikan. Apakah ada ciri fisik tertentu dari ikan atau tiram yang telah terkontaminasi oleh V.vulnificus sehingga manusia bisa menghindari untuk mengkonsumsi ikan atau tiram tersebut? Terima kasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo teman" dari kelompok 9 (Fisky, Vania dan Rency).. sebelumnya, terimakasih buat pertanyaannya.. disini kita akan coba menjawab pertanyaan kalian.. yang pertama tentang kenapa V. vulnificus lebih banyak tumbuh hanya pada musim panas, mungkin tidak lepas dari sifat alami V. vulnificus sendiri yang mudah tumbuh di daerah perairan hangat (halofilik obligat) baik di lingkungan laut tropis maupun subtropis. Selain itu, jumlah organisme ini tergantung suhu air laut dimana ketika musim panas, suhu air laut akan meningkat dan menyebabkan kondisi lingkungan menjadi sangat sesuai untuk tumbuh bagi V. vulnificus.
      Kemudian untuk pertanyaan kedua, hewan laut yang telah terinfeksi Vibrio (dalam hal ini V. vulnificus) biasanya dikenal mengalami penyakit vibriosis. Dalam keadaan hidup, hasil laut yang terkena penyakit ini (missal ikan) akan menunjukkan kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, badan mempunyai bercak merah-merah (red discoloration) pada pleopod dan abdominal, serta bagian mulut yang kehitaman. Bagian mulut yang menghitam ini adalah tanda adanya kolonisasi bakteri pada esophagus dan mulut. Selain itu, tanda yang umum dari hasil laut yang terkena vibriosis akan menunjukkan gejala nekrosis, yaitu rusaknya jaringan akibat adanya luka yang terinfeksi..
      Karena itu, cara paling mudah mengenali hasil laut terkena vibriosis atau tidak adalah melihat apakah ada luka atau tidak dibagian tubuhnya.. Jadi pastikan hasil laut yang kalian beli tidak mengalami cacat atau luka yaaa.. sekian... ^.^

      Hapus
  2. Saya Frisky Fediana H (11.70.0034) bersama Vania Eka (11.70.0032) dan Rency Gista (11.70.0031) dari kelompok 9 mau bertanya. Di atas dikatakan bahwa Vibrio vulnificus lebih banyak ditemukan pada musim panas. Saya ingin bertanya mengapa hal itu bisa terjadi? Kemudian, V.vulnificus banyak membentuk koloni pada plankton, sedangkan plankton merupakan makanan ikan. Apakah ada ciri fisik tertentu dari ikan atau tiram yang telah terkontaminasi oleh V.vulnificus sehingga manusia bisa menghindari untuk mengkonsumsi ikan atau tiram tersebut? Terima kasih

    BalasHapus