Jumat, 27 September 2013

Protozoa - Cyclospora



TUGAS KULIAH MANDIRI KEAMANAN PANGAN
PROTOZOA - Cyclospora
Jennifer Oudylia A.    11.70.0111
Fanny Owela               11.70.0112
Robert Kelvin             11.70.0113

I.                 KARAKTERISTIK
Cyclospora merupakan protozoa bersel tunggal , yang termasuk dalam kelas coccidia. Spesies Cyclospora Cayetanensis diketahui dapat membawa penyakit dalam tubuh manusia. Cyclospora merupakan parasit obligat dan dapat berlipat ganda dalam tubuh manusia. Hal ini menyebabkan infeksi gastrointestinal (cyclosporiasis) pada manusia, dan endemik di beberapa negara berkembang.
Siklus hidup Cyclospora sangat kompleks, dan sebagian besar terjadi di dalam saluran pencernaan (terutama di usus kecil) manusia. Spora Cyclospora memiliki dinding yang tebal (ookista), sehingga ketahanannya untuk tidak menular relatif tinggi.

II.               SUMBER KONTAMINASI
Cyclospora hanya dapat tumbuh dan berkembang biak dalam media yang mendukung. Yang menjadi dugaan rute utama terjadinya transmisi infeksi adalah melalui air yang telah terkontaminasi dan bahan makanan.

III.             BAHAN PANGAN YANG SERING TERKONTAMINASI
Dari hasil isolasi, ookista didapati terdapat dalam daun kemangi segar dan terlibat dalam wabah bawaan dari bahan pangan. Mikroba Cyclospora ini didapati cenderung mengkontaminasi sayur dan buah-buahan.
(Jennifer O. A. 11.70.0111)

IV.            GEJALA YANG MUNCUL
Infeksi Cyclospora biasanya berhubungan dengan kasus-kasus trevel diarrhoea (Gascon et al., 1995). Untuk menghindari terjadinya infeksi protozoa patogen maka perlu dilakukan tindakan pencegahan kontaminasi ke dalam makanan.
(Jennifer O.A. 11.70.0111)

Cyclospora cayenatensis menyebabkan infeksi gastrointestinal akut pada manusia. Gejala utama yang muncul adalah diare berair, sembelit, sakit perut, muntah, kelelahan, demam dan penurunan berat badan. Penderita melepaskan jumlah moderat ookista dalam tinja, namun pada tahap ini ookista tidak memproduksi spora dan tidak menular. Sporulasi dapat terjadi di luar tubuh dengan kadar oksigen tinggi dan membutuhkan periode 7-10 hari pada suhu 30 oC.
(Robert Kelvin 11.70.0113)

Periode sporulasi berhubungan erat dengan waktu infeksi/ infektifitas mulai bereaksi. (Jennifer O.A. 11.70.0111)

V.              PENYAKIT YANG DITIMBULKAN
Salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan dari terinfeksi protozoa Cyclospora ialah penyakit diare, yaitu Cyclospora cayetanensis. Parasit ini hidup dan berkembang di usus manusia, maka dari itu disebut protozoa usus oportunistik. Akan tetapi, sejauh mana diare tersebut dapat terjadi tergantung pada sistem imun dari penderita. Mulai dari asimptomatis sampai dengan gejala berat seperti diare kronis yang tidak sembuh dan berakibat fatal. Infeksi ini sering ditemukan pada individu imunokompromis.

VI.            CATATAN INSIDEN / WABAH YANG TERJADI
Sebelum tahun 1990’an, pernah ada wabah kecil sehubungan dengan Cyclospora di beberapa negara. Akan tetapi, sampai tahun 1996 muncul patogen C. cayetanensis dalam jumlah besar di USA. Wabah ini tersebar dan terkena biasanya pada penduduk datangan yang menuju ke USA. Cyclospora tercemar dari air yang bercampur dengan feses hewan atau manusia. Biasanya, wabah ini tersebar juga melalui makanan berupa sayur dan buah-buahan. Terbilang bahwa ada 1500 orang yang terkena wabah ini di USA dan Kanada yang diakibatkan mengkonsumsi buah raspberry impor dari Guatemala.

VII.          PENCEGAHAN TERJADINYA KONTAMINAN
Untuk mencegah terjadinya kontaminan pada buah atau sayur oleh Cyclospora, maka diperlukan kontrol yang jelas dan praktek pertanian yang baik. Misalnya, tidak menggunakan air yang sudah terkontaminasi untuk melakukan irigasi lahan pertanian, menggunakan pestisida dan pupuk dengan aplikasi yang tepat. Praktek pertanian yang baik lainnya yang bisa diterapkan dalam proses menanam buah dan sayur ialah dengan menjaga kebersihan lingkungan dan dengan menggunakan air yang sudah terfiltrasi untuk prosesnya.
Cara pencegahan terjadinya kontaminan lainnya ialah dengan pemanasan atau pendinginan. Pemanasan dilakukan dengan pasteurisasi suhu 70 0C. layaknya susu, maka MO pathogen secara umum akan mati atau berkurang pada suhu tersebut, begitu pulah dengan Cyclospora. Pendinginan dan pengeringan juga efektif dalam kontrol Cryptosporidium.
(Fanny Owela 11.70.0112)

DAFTAR PUSTAKA
Gascon, Jose Rafael. 1995. Food handlers’ hygiene knowledge in small food businesses. Food Control.
Maryanti, Esi et al. 2012. Deteksi Protozoa Usus Oportunistik Pada Penderita Diare Anak di Puskesmas Rawat Inap Pekanbaru. Fakultas Kedokteran Universitas Riau. Riau.

2 komentar:

  1. Saya Vivi Rinanda (11.70.0065) dari kelompok 16, yang beranggotakan Amadea T.G. (11.70.0064) dan Yanesie W. (11.70.0062). Saya akan bertanya khususnya pada point 5 mengenai penyakit yang ditimbulkan akibat infeksi cyclospora. Anda menjelaskan bahwa infeksi oleh protozoa ini dapat menimbulkan penyakit diare yang pemulihannya bergantung pada sistem imun penderita. Pertanyaan saya, apakah ada treatment khusus untuk pemulihan sistem imun tubuh bagi penderita agar diare tidak berlanjut (khususnya dalam skala konsumsi)? Terima Kasih

    BalasHapus
  2. Saya Monica Shita (11.70.0024) kelompok 7 Enterococci bersama dengan Jong Epha Yosia (11.70.0025) dan Anna Wibowo (11.70.0027). Saya ingin bertanya mengenai pencegahan terjadinya kontaminan Cyclospora dalam sayur dan buah. Dikatakan bahwa untuk mencegah terjadinya kontaminasi yaitu melaui proses pemanasan dan pendinginan. yang mau saya tanyakan adalah berapa suhu yang paling efektif untuk mencegah kontaminasi Cyclospora. Dan proses pendinginan seperti apa yang digunakan dalam menghambat Cyclospora?

    Terima kasih.

    BalasHapus