Jumat, 27 September 2013


PROTOZOA: TOXOPLASMA
 
Disusun oleh :
Mutiara Aletheia H                 11.70.0127
 Ivan Septian P                       11.70.0129
Briggite Cristy Z                     11.70.0135



 
  

   

1.      KARAKTERISTIK
Toxoplasma adalah jenis protozoa bersel tunggal yang termasuk ke dalam sub-kelas Coccidia. Toxoplasma bersifat parasit obligat dan memerlukan inang untuk memperbanyak diri. Toxoplasma bersifat patogen dimana toxoplasma mampu menginfeksi manusia, mamalia, burung, serta menjadi sumber utama penyebab penyakit toxoplasmosis pada manusia.

Spesies Toxoplasma yang sering menyebabkan infeksi adalah Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii menginfeksi sebagian besar spesies hewan berdarah panas (misalnya, kucing, babi, domba, dan manusia) dan menyebabkan penyakit toksoplasmosis. Hanya kucing (kucing domestik dan kerabat lainnya dalam keluarga Felidae) yang dikenal sebagai hewan inang yang memungkinkan parasit untuk melengkapi siklus hidupnya.

Toxoplasma memiliki siklus hidup yang kompleks, dimana terdiri dari beberapa tahap dan bentuk. Ada 2 tahap dalam siklus hidup toxoplasma, yaitu:
1.      Ookista
Pada tahap ini, toxoplasma memiliki tingkat resisten yang tinggi dan memiliki  dengan dinding yang tebal. Toxoplasma dalam tahap ookista hanya terdapat pada feses kucing. Ookista ini dapat bertahan dalam bentuk yang aktif hingga 400 hari di dalam air ataupun di dalam tanah. Ookista ini juga sangat resisten terhadap beberapa sanitizer dan desinfektan. Ookista dari toxoplasma ini sangat resisten terhadap beberapa faktor lingkungan. Ookista toxoplasma ini dapat dihancurkan dengan panas, oleh karena itu ookista ini jarang dijumpai pada produk pangan yang telah diolah. Selain itu, ookista ini juga dapat diinaktivasi dengan pembekuan pada suhu 21ºC selama 1-7 hari.


2.      Sista Mikroskopis
Pada tahap ini, toxoplasma akan bersifat infektif yang berarti sangat mudah untuk menginfeksi jaringan tubuh. Biasanya toxoplasma ini akan ditemukan pada otot dari inang tempat toxoplasma hidup. Toxoplasma yang berbentuk sista ini dapat bertahan hidup pada suhu 4ºC selama beberapa minggu, namun sama seperti ookista, bentuk sista ini tidak resisten terhadap panas sehingga dapat dibunuh melalui proses pemasakan. Selain itu, sista toxoplasma ini akan terinaktivasi pada freezing dan dapat dibunuh dengan iradiasi pada dosis 1 kGy.

2.      KEBERADAAN DI DALAM BAHAN PANGAN
Toxoplasma dalam tahap ookista banyak dijumpai pada makanan yang belum diolah (raw foods) yang terkontaminasi oleh feses kucing. Ookista toxoplasma juga diduga terdapat pada kerang yang tumbuh pada air laut yang sudah terkontaminasi. Sedangkan toxoplasma pada tahap sista sering ditemukan pada produk daging, seperti daging domba, daging kambing, daging kelinci, daging kuda, daging babi, dsb. Jumlah sista yang terdapat pada daging yang diperoleh dari hewan yang terinfeksi adalah ±1 sista/100 gram daging.


 















3.      EFEK TOXOPLASMA TERHADAP KESEHATAN
Spesies toxoplasma yang sering menginfeksi manusia adalah Toxoplasma gondii yang mana infeksinya akan menimbulkan penyakit toxoplasmosis. Toxoplasma tercatat menyebabkan infeksi kongenital (artinya diturunkan dari ibu ke janin selama kehamilan) pada tahun 1930 dan menjadi dikenal luas sebagai penyebab penyakit pada orang dengan immunodepressed pada akhir tahun 1960. Lebih banyak infeksi yang tercatat mulai tahun 1983 ketika orang-orang dengan HIV/AIDS terserang Ensefalitis toksoplasma (peradangan otak) (www.info-kes.com).

Toxoplasma gondii dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, dimana Toxoplasma gondii yang tertelan oleh tubuh akan melepaskan ookista berspora yang disebut dengan takizoit. Takizoit ini akan dilepaskan pada usus dan akan memasuki jaringan tubuh melalui dinding dari usus. Takizoit ini kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh dan merusak beberapa jaringan dengan cara memperbanyak diri dan membentuk sista. Berikut adalah siklus hidup dan tahapan infeksi oleh Toxoplasma gondii:






















Infeksi yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii ini cukup berbahaya karena biasanya infeksi yang ditimbulkan tidak memberikan gejala. Namun, pada beberapa kasus ditemui bahwa infeksi Toxoplasma gondii ini akan menimbulkan gejala flu ringan dan pembengkakan kelenjar getah bening. Suatu penelitian juga menyatakan bahwa pada infeksi yang parah, gejala yang ditimbulkan adalah kerusakan pada otak.

Apabila Toxoplasma gondii ini masuk ke dalam tubuh ibu yang sedang mengandung, takizoit ini akan masuk ke dalam plasenta dan akan menyerang janin yang sedang dikandung. Infeksi bawaan toxoplasma yang diturunkan oleh ibu yang terinfeksi kepada janin bisa menyebabkan masalah serius pada mata, telinga, dan kerusakan otak pada saat lahir. Pada beberapa kasus infeksi, janin yang dilahirkan oleh ibu yang terinfeksi masih normal sampai beberapa tahun pertama kehidupan, namun ketika umur anak tersebut mencapai belasan tahun, efek infeksi mulai terasa seperti pada mata (penurunan penglihatan atau kebutaan), telinga (pendengaran), atau gejala kerusakan otak (kejang, perubahan status mental) terkena. Toxoplasmosis juga menjadi penyebab utama penyakit retinochoroiditis (peradangan retina dan koroid mata) di Amerika Serikat (www.info-kes.com). Pada beberapa kasus juga ditemui bahwa infeksi dari Toxoplasma gondii ini dapat menyebabkan perubahan perilaku pada manusia, dan dapat menimbulkan beberapa penyakit psikotik, khususnya skizofrenia.
                     
                     
4.      PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN INFEKSI
4.1. PENCEGAHAN
Berikut ini disarankan untuk mencegah atau mengurangi kemungkinan terinfeksi Toxoplasmosis:
  • Memasak semua daging hingga benar-benar matang.
  • Simpan daging pada suhu beku (-12ºC) untuk membunuh sista.
  • Mencuci tangan dan peralatan dengan benar setelah menyentuh daging mentah.
  • Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi
  • Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau minum air mentah.
  • Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan matang.
  • Jangan mengadopsi atau memegang kucing liar.
  • Jangan memelihara kucing baru saat hamil.
  • Wanita hamil harus memakai sarung tangan saat berkebun, benar-benar mencuci tangan mereka setelah itu, dan menghindari kontak dengan kotoran kucing, dan sebaiknya meminta orang lain untuk membersihkan kotak kotoran kucing (bersihkan kotak kotoran kucing setiap hari).
  • Taruh kotak pasir kotoran kucing di luar ruangan saat tidak digunakan.

4.2. PENGOBATAN
Toxoplasmosis dapat ditangani secara medis. Ada beberapa obat, biasanya digunakan dalam kombinasi, untuk mengobati infeksi oleh parasit ini. Tiga golongan obat yang paling sering digunakan ke pasien, termasuk orang dengan HIV adalah pirimetamin, sulfadiazin, dan asam folinic. Untuk pasien hamil diobati dengan spiramisin dan leucovorin. Pasien dengan HIV biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menjaga Toxoplasma gondii tetap ditekan.

Terkadang, digunakan pula obat golongan klindamisin, azitromisin, atau atovakuon. Golongan obat tersebut digunakan terutama ketika pasien alergi terhadap pirimetamin atau sulfadiazin. Sayangnya, pirimetamin dan sulfadiazin dapat menyebabkan efek samping yang signifikan, terutama pada janin. Dua dari efek samping utama adalah penekanan sumsum tulang (pengobatan leucovorin dapat mengurangi penekanan ini) dan toksisitas hati untuk pirimetamin. Untuk sulfadiazin, efek samping bisa mual, muntah, toksisitas hati, kejang, dan gejala lainnya (www.info-kes.com).







2 komentar:

  1. saya Amelia gita (11.70.0057) dari kelompok 15 (VTEC) bersama dengan Chaterine Meilani (11.70.0059) dan Agita (11.70.0061). Saya tertarik dengan topik ini mengingat kucing merupakan salah satu hewan yang banyak disukai oleh manusia untuk dijadikan hewan peliharaan. Namun, kaitannya dengan pangan ternyata virus ini juga bisa mengkontaminasi air laut sehingga kerang juga dapat menjadi salah satu resiko yang juga terkontaminasi, yang saya mau tanyakan bagaimana air laut dapat terkontaminasi toxoplasma dan apakah ada kemungkinan biota lain dilaut juga terkontaminasi? terimakasih atas infonya.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Saya Mutiara Aletheia (11.70.0127) bersama Ivan Septian (11.70.0129) dan Briggite Christy (11.70.0135) akan mencoba untuk menjawab pertanyaan. Toxoplasma pada umumnya berasal dari tinja kucing, namun kista dari toxoplasma (ookista) juga dapat menginfeksi hewan lain seperti sapi,kambing,ayam dan babi sehingga banyak juga ookista yang terdapat pada tempat pemotongan hewan. Penanganan limbah dari proses pemotongan hewan yang kurang tepat atau bahkan belum diolah kemudian langsung dibuang keperairan tentu dapat mengkontaminasi air laut dan kerang. Adapun biota lain yang dapat ikut terinfeksi ookista adalah binatang yang dapat berfungsi sebagai filter(mampu memompa sejumlah besar air) dan biota hidup di perairan yang sering tercemar limbah domestik seperti kepiting, tiram dan remis :)

      Hapus