Jumat, 27 September 2013

KELOMPOK 20_Bakteri Yersinia pseudotuberculosis



Bakteri Yersinia pseudotuberculosis
Oleh :
Bernadus Daniel H.                  11.70.0080
Frisca Melia M.                        11.70.0081
Ayu Florencia                           11.70.0082



 
1.        Karakteristik Yersinia pseudotuberculosis

Yersinia pseudotuberculosis adalah bakteri dari family Enterobacteriaceae, yang merupakan bakteri gram negative yang tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit yersiniosis pada manusia. Pada mulanya bakteri ini dikenal dengan nama Pasteurella pseudotuberculosis lalu berganti nama menjadi Shigella pseudotuberculosis, sampai pada tahun 1960 bakteri ini berganti nama menjadi Yersinia pseudotuberculosis. Tidak semua jenis bakteri ini merupakan bakteri patogen, tetapi dengan penelitian di laboratorium dapat diketahui bahwa beberapa bakteri jenis ini dikenal dengan sifatnya sebagai bakteri patogen.

2.        Sumber

Yersinia pseudotuberculosis dapat ditemukan dalam kotoran beberapa hewan liar dan domestik di Eurasia dan Amerika Utara , dan diperkirakan bahwa mamalia dan burung liar merupakan salah satu sumber utama penyebab infeksi Yersinia pseudotuberculosis, beberapa kotoran hewan seperti tikus, rusa, kelinci dan beberapa jenis unggas (bebek dan angsa) dapat menjadi sumber bakteri patogen. Bakteri patogen yang dihasilkan dari kotoran hewan tersebut selanjutnya dapat terakumulasi di dalam tanah karena aktivitas mikroorganisme, lalu tanah yang telah mangandung bakteri Yersinia pseudotuberculosis dapat mengontaminasi tanaman atau tumbuhan yang kemudian dikonsumsi oleh manusia. 

3.        Bahan Pangan yang Sering Terkontaminasi Oleh Yersinia pseudotuberculosis

Tumbuhan seperti sayuran dan buah-buahan yang ditanam di dalam tanah merupakan salah satu bahan pangan yang sering terkontaminasi oleh bakteri Yersinia pseudotuberculosis. Terutama untuk jenis sayuran yang terkubur di dalam tanah seperti wortel, memiliki resiko yang paling besar dalam terkontaminasi bakteri patogen.

4.        Gejala yang ditimbulkan

Bakteri Yersinia pseudotuberculosis dapat menyebabkan gastroenteritis. Yersiniosis yaitu infeksi yang disebabkan oleh bakteri Yersinia pseudotuberculosis sering ditandai dengan gejala seperti gastroenteritis yang disertai dengan diare ataupun muntah. Diare jarang terjadi namun juga dapat terjadi. Tetapi, gejala yang khas untuk penyakit ini adalah demam ruam, dan sakit perut yang parah dan sering bingung dengan apendisitis akut. Komplikasi jangka panjang yang disebabkan oleh bakteri ini adalah artritis reaktif, dan pada pasien immunocompromised dapat menyebabkan penyakit hati kadang-kadang dapat menyebabkan sepsis. Infeksi Yersinia hampir mirip dengan radang usus buntu ( appendicitis ) dan pembengkakan kelenjar limfe di bagian perut (mesenteric lymphadenitis ) namun pada bakteri ini dapat juga menyebabkan infeksi pada bagian lain misalnya pada luka, persendian, dan saluran kencing. Gejala ini biasanya timbul, dimulai antara 24 sampai 48 jam atau 1 sampai 2 hari setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi karena bakteri ini biasanya ditularkan melalui makanan atau minuman. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini termasuk infeksi karena periode inkubasi atau gejala yang ditimbulkan lama sampai beberapa hari yaitu 1 sampai 2 hari.
5.      Insiden dan Outbreak
Sampai saat ini, sangat sedikit kasus keracunan makanan yang disebabkan oleh Yersinia pseudotuberculosis namun bakteri ini kebanyakan menimbulkan masalah kesehatan pada negara-negara yang beriklim seperti Jepang, Eropa Utara dan bekas Uni Soviet. Kasus atau penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini sering terjadi selama bulan-bulan musim dingin.  Di Jepang, pernah dilaporkan bahwa infeksi pada manusia ditularkan melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Wabah terkait dengan makanan juga pernah terjadi di Kanada, Finlandia, Jepang dan Uni Soviet. Pada tahun 1998, wabah di Kanada dikaitkan dengan konsumsi susu homogeny yang terkontaminasi. Pada tahun 1998, juga terjadi wabah di Finlandia terkait dengan konsumsi selada. Selain itu, pada tahun 2003 dan 2004 terjadi wabah yang disebabkan oleh infeksi Yersinia pseudotuberculosis yang disebabkan karena konsumsi wortel mentah.

6.      Cara menanggulangi atau pencegahan kontaminasi Yersinia pseudotuberculosis
Yersinia merupakan bakteri yang peka terhadap panas dan akan terbunuh dengan pemanasan yang merata (di atas 70°C). Sumber utama dari infeksi bakteri ini adalah makanan mentah, makanan yang kurang matang dan juga kontaminasi silang yaitu apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan yang terkontaminasi (misalnya alas pemotong,dll). Karena itu, pemasakan dengan benar dan penanganan makanan secara higienis dapat mencegah infeksi Yersinia. Selain itu, sanitasi yang kurang dan teknik sterilisasi yang kurang tepat, serta penyimpanan yang kurang benar , dapat pula menjadi penyebab kontaminasi oleh Yersinia pseudotuberculosis. Oleh karena itu diperlukan sanitasi yang tepat, teknik sterilisasi yang tepat, serta penyimpanan yang benar untuk mencegah  kontaminasi oleh Yersinia pseudotuberculosis.

REFERENSI
Lawley, Richard, et.al. 2008. The Food Safety Hazard Guidebook

4 komentar:

  1. Saya T. Chrestella M.S. (11.70.0020) dari kelompok 5 bersama Benny Irawan (11.70.0017) dan vonny veronica (11.70.0018). Dalam penjelasan anda disebutkan bahwa bakteri ini sangat sedikit menimbulkan kasus keracunan makanan, namun dikatakan pula banyak menimbulkan masalah kesehatan di negara-negara beriklim, mengapa demikian? Kemudian mengenai cara pencegahan kontaminasi salah satunya adalah dengan penyimpanan yang benar, bisakah dijelaskan lebih detail bagaimana penyimpanan yang aman sehingga bahan pangan kita terhindar dari bakteri Yersinia pseudotuberculosis ? terimakasih

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya Ayu Florencia akan mencoba menjawab pertanyaan dari stella, benny dan vonny dari kelompok 5 :
      Sedikit menimbulkan keracunan namun banyak menimbulkan masalah kesehatan, hal ini karena efek yang ditimbulkan setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi Y. pseudotubercolusis cukup lama, yaitu terlihat gejalanya setelah 24 jam sampai 48 jam. Dan masalah kesehatan yang ditimbulkan ini adalah masalah kesehatan yang serius, seperti komplikasi jangka panjang yaitu artritis reaktif, dan pada pasien immunocompromised dapat menyebabkan penyakit hati kadang-kadang dapat menyebabkan sepsis. Infeksi Yersinia hampir mirip dengan radang usus buntu ( appendicitis ) dan pembengkakan kelenjar limfe di bagian perut (mesenteric lymphadenitis ) namun pada bakteri ini dapat juga menyebabkan infeksi pada bagian lain misalnya pada luka, persendian, dan saluran kencing.

      Kenapa sering terjadi di daerah beriklim? Karena di negara beriklim lebih sering mengkonsumsi bahan mentah ataupun setengah matang. Contohnya saja di Jepang, orang jepang hampir setiap hari mengkonsumsi “sushi”, dimana “sushi” yang dibuat menggunakan ikan yang mentah. Jika ikan diambil dari perairan yang tercemar dengan Y. pseudotubercolusis, maka ikan tersebut akan terkandung Y. pseudotubercolusis, sehingga orang yang mengkonsumsinya akan terkena dampaknya, yaitu infeksi yersiniosis akibat Y. pseudotubercolusis. Atau sebagian besar di Negara Barat, sering mengkonsumsi salad yang menggunakan sayuran mentah, ini juga merupakan peluang infeksi pada orang yang mengkonsumsi, dimana sayuran yang ditanam di tanah yang tercemar Y. pseudotubercolusis dapat “membawa” sehingga dapat menyebabkan infeksi akibat makan makanan tersebut, yaitu infeksi yersiniosis akibat Y. pseudotubercolusis.

      Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa, Yersinia ini peka terhadap panas dan akan terbunuh dengan pemanasan yang merata (di atas 70°C). Sumber utama infeksi bakteri ini adalah makanan mentah, makanan yang kurang matang dan kontaminasi silang, yaitu apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan yang terkontaminasi (misalnya alas pemotong). Karena itu, pemasakan dengan benar dan penanganan makanan secara higienis dapat mencegah infeksi Yersinia.

      Yang dimaksud penyimpanan yang benar adalah ketika bahan pangan yang “baik” (tidak terkontaminasi Yersinia) disimpan ditempat tersendiri (terhindar dari kontaminasi) sehingga tidak terjadi peluang kontaminasi silang akibat bahan pangan yang “buruk” (terkontaminasi yersinia) baik dari bahan pangan mentah, bahan pangan yang kurang matang, ataupun alat – alat dan proses yang digunakan yang dapat menimbulkan kontaminasi pada bahan pangan “baik”. Karena kontaminasi silang sangatlah mungkin terjadi jika penanganan kurang higienis.

      Hapus
  2. saya Anggara (11.70.0023) dr kelompok 6 bersama Metta (11.70.0021) dan Yohan (11.70.0022).. mau bertanya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, makanan yang biasanya terkontaminasi Yersinia pseudotuberculosis adalah sayuran yang tidak matang / kurang matang, sedangkan untuk makanan seperti pecel, salad, ataupun burger, biasanya masyarakat lebih menyukai sayuran yang kurang matang, nah treatment seperti apa (untuk membunuh Yersinia pseudotuberculosis) yang cocok diaplikasikan ke sayuran jika kasusnya seperti yang sudah saya jelaskan tadi? terimakasih..

    BalasHapus
    Balasan
    1. saya Ayu Florencia akan mencoba menjawab pertanyaan dari anggoro dan teman - teman :
      Memang bahan pangan mentah, atau setengah matang merupakan peluang sumber Y. pseudotubercolusis. Melihat kasus seperti itu, lebih baik sayuran yang digunakan bisa di treatment dengan blanching terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, karena dari penjelasan yang ada di atas bahwa Yersinia ini peka terhadap panas dan akan terbunuh dengan pemanasan yang merata (di atas 70°C). Suhu blanching 80°C sudah cukup untuk membunuh Y. pseudotubercolusis.

      Hapus