VIBRIO
VULNIFICUS
Disusun oleh:
Irnanda Arif Dharmawan (11.70.0072)
Wenny Pratiwi (11.70.0074)
Yosie Nathania (11.70.0075)
Karakteristik
Vibrio vulnificus merupakan
mikroba patogen gram negatif dan merupakan bakteri non spora dari famili Vibrionaceae yang dapat
ditemukan secara alami di daerah perairan hangat (halofilik obligat)
yang tumbuh baik di lingkungan laut tropis maupun subtropis.
Jumlah organisme ini tergantung suhu air
laut, yang biasanya jumlah lebih banyak ditemukan pada musim panas. Bakteri ini
terdapat pada makanan yang dapat menyebabkan infeksi pada manusia yang
memakannya. Vibrio vulnificus dapat juga ditemukan hidup bebas di air laut dan
endapan lumpur di dasar laut.
Sumber dan Kontaminasi pada Bahan Pangan
Bakteri patogen
ini biasanya berhubungan dengan makanan laut dari muara
atau pesisir
laut dengan suhu air tertinggi, seperti yang berada di selatan pesisir Amerika Serikat. Meskipun Vibrio vulnificus umumnya hidup membentuk koloni di tiram, remis, plakton, maupun kepiting yang hidup di perairan asin. Karena itu bahan pangan yang sering terkontaminasi oleh bakteri ini sering dikaitkan dengan kerang dan crustaceae, namun juga dapat ditemukan pada pakan ikan plankton maupun ikan lainnya. Vibrio vulnificus membentuk jaringan serta merupakan organisme dapat mencemari ikan dari laut dalam lingkungan.
laut dengan suhu air tertinggi, seperti yang berada di selatan pesisir Amerika Serikat. Meskipun Vibrio vulnificus umumnya hidup membentuk koloni di tiram, remis, plakton, maupun kepiting yang hidup di perairan asin. Karena itu bahan pangan yang sering terkontaminasi oleh bakteri ini sering dikaitkan dengan kerang dan crustaceae, namun juga dapat ditemukan pada pakan ikan plankton maupun ikan lainnya. Vibrio vulnificus membentuk jaringan serta merupakan organisme dapat mencemari ikan dari laut dalam lingkungan.
Penyakit Akibat Vibrio vulnificus
dan Gejala yang Ditimbulkan
V. vulnificus diketahui dapat menyebabkan tiga jenis
penyakit yaitu Gastroenteritis (5-10%
kasus), Septikemia Primer (45% kasus), atau luka infeksi (45% kasus). Pada orang sehat, konsumsi makanan dari hasil laut yang terkontaminasi V. vulnificus bisa menyebabkan Gastroenteritis,
tetapi pada individu yang rentan (mereka yang menderita beberapa bentuk penyakit kronis seperti penyakit
hati, atau AIDS) dapat menyebabkan
Septikemia Primer, dimana bila sudah begitu akan menimbulkan
infeksi berat yang dapat berujung pada kematian (mencapai >50%) serta sekitar 90% orang yang terinfeksi V. vulnificus memerlukan rawat inap.
a.
Gastroentritis
Gastroenteritis kebanyakan terjadi setelah orang mengonsumsi makanan yang mengandung V. vulnificus. Walau hingga saat ini
belum diketahui dosis pasti yang dapat menyebabkan Gastroenteritis, pada orang sehat yang terinfeksi V.
vulnificus dapat berakibat orang tersebut mengalami diare, muntah
dan sakit perut. Gejala ini biasanya terjadi sekitar 16 jam setelah infeksi dan digolongkan sebagai self-limiting dissease
dimana sangat bergantung pada kondisi tubuh setiap individu dan dapat sembuh
dengan sendirinya.
b.
Septikimia
Primer
Septikemia Primer umumnya terjadi setelah makanan
yang mengandung V. vulnificus
dikonsumsi, kemudian bakteri masuk ke aliran darah melalui saluran pencernaan
dan menyebar keseluruh tubuh. Septikimia Primer kebanyakan terjadi pada orang yang rentan/memiliki penyakit kronis
dengan dosis infeksi berkisar
antara 100 sel. Penyakit ini umumnya mulai timbul 7
jam - 2 hari setelah terpapar (kebanyakan 36
jam setelah gejala awal terjadi). Gejala awal penyakit ini diantaranya demam dan badan
menggigil yang disertai dengan mual, muntah dan diare. Dapat juga diikuti
dengan penurunan tekanan darah secara drastis sehingga tak jarang berujung pada
kematian. Mayoritas penderita juga mengalami lecet pada kulit yang sangat menyakitkan.
Kulit awalnya tampak merah dan kemudian akan mejadi seperti lecet dan terkelupas
menjadi bisul nekrotik (bisul yang timbul akibat sel-sel kulit yang mati). Bila
hal ini sampai terjadi, tindakan amputasi sangat dianjurkan untuk mencegah
infeksi yang meluas.
c.
Luka
Infeksi
Luka infeksi terjadi bila luka pada kulit atau lecet mengalami kontak
langsung dengan air laut yang mengandung V.
vulnificus. Infeksi ini biasanya dimulai dengan pembengkakan, kemerahan,
dan rasa sakit di sekitar luka yang terinfeksi. Luka nantinya akan melepuh, berisi
cairan dan mengembang yang dapat mengakibatkan nekrosis jaringan. Sekitar 50% pasien
yang mengalami luka infeksi akibat V.
vulnificus memerlukan amputasi. Pada beberapa pasien, infeksi ditemukan
menyebar ke aliran darah dan berakibat pada kematian.
Berdasarkan
keterangan-keterangan diatas, diketahui bahwa penyakit akibat V. vulnificus merupakan tipe penyakit
yang menyebar secara infeksi. Hal ini tak lepas karena bakteri V. vulnificus sendiri yang menyebar
masuk kedalam tubuh dan menyebabkan tubuh menderita sakit.
BAHAN PANGAN YANG TERKONTAMINASI
Vibrio vulnificus pada umumnya berkaitan dengan makanan laut yang
berasal dari tepi pantai atau laut dimana temperatur pada air laut tersebut
tinggi, seperti contohnya pantai selatan US. Meskipun bakteri ini lebih banyak
terdapat pada sistem penyaringan makanan kerang (contoh: tiram), bakteri ini
berpotensi mengkontaminasi ikan yang berada di sekitar lingkungan tersebut.
Kebanyakan kasus kontaminasi oleh Vibrio
vulnificus memang berhubungan dengan hasil laut kerang-kerangan dan
crustacea, akan tetapi dapat juga ditemukan pada isi perut ikan apabila ikan
tersebut memakan plankton atau ikan kecil lain yang mengandung bakteri
tersebut.
Salah satu contoh kasus yang
terjadi adalah di daerah US, dimana tiram yang diambil dari beberapa wilayah di
laut US yang memiliki temperatur dan salinitas air yang tinggi menunjukkan
jumlah Vibrio vulnificus berada pada
level 0 – 1.100.000 CFU/g. Pada temperatur yang hangat menunjukkan bahwa
konsentrasi bakteri ini berada pada level tertinggi pada tiram. Pada musim
panas di daerah Gulf of Mexico telah diperkirakan terdapat ± 100% tiram pada
perairan tersebut terkontaminasi oleh Vibrio
vulnificus dengan level 103 – 104 /g, dan banyak
kasus infeksi disebabkan oleh bakteri tersebut terjadi pada musim panas ketika
suhu air laut antara 20 – 30 oC.
CATATAN INSIDEN / CONTOH KASUS
Konsumsi produk laut mentah
oleh individu yang rentan, khususnya tiram, dari perairan yang beresiko tinggi
maka akan menambah resiko keracunan karena Vibrio
vulnificus. Meskipun tidak banyak kasus yang diketahui, tapi sekitar 90
kasus tiap tahun di USA disiarkan, hanya saja tidak semuanya berkaitan dengan
konsumsi hasil laut yang terkontaminasi. Tingkat kematian yang tinggi
berhubungan dengan Vibrio vulnificus
membuat bakteri ini menjadi masalah kesehatan yang penting, khususnya di USA.
Tidak ada kasus utama
keracunan makanan yang disebabkan oleh bakteri ini dan beberapa hanya kasus
sporadik, frekuensinya akan meningkat selama musim panas. Infeksi Vibrio vulnificus sangat jarang terjadi
saat musim dingin, bahkan ketika tingkat konsumsi tiram tinggi. Beberapa kasus
juga terjadi di Eropa, Korea, dan Taiwan.
PENCEGAHAN KONTAMINASI VIBRIO VULNIFICUS
Proses dekontaminasi seperti
depurasi atau teknologi yang ada tidak efektif menghilangkan Vibrio vulnificus dari kerang, sehingga
cara yang dapat digunakan adalah menjaga agar konsumsi kerang-kerangan mentah
lebih dikurangi. Selain itu, kerang-kerangan sebaiknya dipanen dari perairan
yang tidak terkontaminasi. Level bakteri ini akan bertambah pada saat adanya
jeda waktu antara pemanenan kerang-kerangan dari laut dengan saat disimpan pada
refrigerator. Di USA waktu yang diperbolehkan antara pemanenan ke refrigerasi
tergantung pada kondisi perairan, (apakah perairan tersebut sudah pernah
terkontaminasi oleh Vibrio vulnificus
atau belum), temperatur perairan, musim dan temperatur udara. Tiram yang
diambil selama musim panas dapat dikonsumsi dengan melalui proses pemasakan,
pasteurisasi atau radiasi. Proses tersebut dilakukan untuk menghindari
kemungkinan masyarakat mengkonsumsi tiram mentah. Konsumen perlu
mempertimbangkan resiko dari mengkonsumsi kerang-kerangan yang mentah atau
belum matang, khususnya pada kondisi yang rentan yang dapat membuat mereka
lebih beresiko terinfeksi oleh Vibrio
vulnificus.
Radiasi 1,0-1,5 kGy dapat
digunakan pada tiram untuk mengurangi Vibrio
vulnificus. Radiasi dapat menginkativasi vibrious dan tetap menjadi tiram
tetap hidup. Pada level 2 kGy dapat mereduksi Vibrio vulnificus sebanyak ± 107 pada udang beku.
Peningkatan suhu dapat memperbesar efek yang ditimbulkan dari radiasi.
Contohnya jika suhu meningkat dari 25oC menjadi 40oC akan
mengurangi setengah dosis yang dipergunakan untuk membunuh sebanyak bakteri
yang sama.
DAFTAR PUSTAKA
Daniels N and Shafaie
A. 2000. A Review of Pathogenic Vibrio
Infections for Clinicians. J Infectious Medicine 17(10):665-685.
Interstate Shell-Fish
Sanitation Conference. 2001. Vibrio vulnificus:
FACT SHEET FOR HEALTH CARE PROVIDERS
Lawley, Richard; Laurie
Curtis & Judy Davis. 2008. The Food
Safety Hazard Guidebook. The Royal
Society of Chemistry, Thomas Graham House, Science Park, Milton Road; Cambridge.
Nair, G.B., Faruque, S.M. and Sack, D.A. Vibrios in ‘‘Emerging
foodborne pathogens.’’ ed. Motarjemi, Y. and Adams, M. Cambridge. Woodhead Publishing
Ltd, 2006, 332–372.
Sakazaki, R., Kaysner, C. and Abeyta, C. Vibrio infections in ‘‘Foodborne
infections and intoxications.’’ ed. Riemann, H.P. and Cliver, D.O. 3rd edn. London.
Academic Press, 2005, 185–204.
Unknown. (2001). VIBRIO
VULNIFICUS. ESR Ltd.
Saya Frisky Fediana H (11.70.0034) bersama Vania Eka (11.70.0032) dan Rency Gista (11.70.0031) dari kelompok 5 mau bertanya. Di atas dikatakan bahwa Vibrio vulnificus lebih banyak ditemukan pada musim panas. Saya ingin bertanya mengapa hal itu bisa terjadi? Kemudian, V.vulnificus banyak membentuk koloni pada plankton, sedangkan plankton merupakan makanan ikan. Apakah ada ciri fisik tertentu dari ikan atau tiram yang telah terkontaminasi oleh V.vulnificus sehingga manusia bisa menghindari untuk mengkonsumsi ikan atau tiram tersebut? Terima kasih
BalasHapusHalo teman" dari kelompok 9 (Fisky, Vania dan Rency).. sebelumnya, terimakasih buat pertanyaannya.. disini kita akan coba menjawab pertanyaan kalian.. yang pertama tentang kenapa V. vulnificus lebih banyak tumbuh hanya pada musim panas, mungkin tidak lepas dari sifat alami V. vulnificus sendiri yang mudah tumbuh di daerah perairan hangat (halofilik obligat) baik di lingkungan laut tropis maupun subtropis. Selain itu, jumlah organisme ini tergantung suhu air laut dimana ketika musim panas, suhu air laut akan meningkat dan menyebabkan kondisi lingkungan menjadi sangat sesuai untuk tumbuh bagi V. vulnificus.
HapusKemudian untuk pertanyaan kedua, hewan laut yang telah terinfeksi Vibrio (dalam hal ini V. vulnificus) biasanya dikenal mengalami penyakit vibriosis. Dalam keadaan hidup, hasil laut yang terkena penyakit ini (missal ikan) akan menunjukkan kondisi tubuh lemah, berenang lambat, nafsu makan hilang, badan mempunyai bercak merah-merah (red discoloration) pada pleopod dan abdominal, serta bagian mulut yang kehitaman. Bagian mulut yang menghitam ini adalah tanda adanya kolonisasi bakteri pada esophagus dan mulut. Selain itu, tanda yang umum dari hasil laut yang terkena vibriosis akan menunjukkan gejala nekrosis, yaitu rusaknya jaringan akibat adanya luka yang terinfeksi..
Karena itu, cara paling mudah mengenali hasil laut terkena vibriosis atau tidak adalah melihat apakah ada luka atau tidak dibagian tubuhnya.. Jadi pastikan hasil laut yang kalian beli tidak mengalami cacat atau luka yaaa.. sekian... ^.^
Saya Frisky Fediana H (11.70.0034) bersama Vania Eka (11.70.0032) dan Rency Gista (11.70.0031) dari kelompok 9 mau bertanya. Di atas dikatakan bahwa Vibrio vulnificus lebih banyak ditemukan pada musim panas. Saya ingin bertanya mengapa hal itu bisa terjadi? Kemudian, V.vulnificus banyak membentuk koloni pada plankton, sedangkan plankton merupakan makanan ikan. Apakah ada ciri fisik tertentu dari ikan atau tiram yang telah terkontaminasi oleh V.vulnificus sehingga manusia bisa menghindari untuk mengkonsumsi ikan atau tiram tersebut? Terima kasih
BalasHapus