Bakteri Yersinia pseudotuberculosis
Oleh :
Bernadus Daniel H. 11.70.0080
Frisca Melia M. 11.70.0081
Ayu Florencia 11.70.0082
1.
Karakteristik
Yersinia pseudotuberculosis
Yersinia
pseudotuberculosis adalah bakteri dari family Enterobacteriaceae, yang
merupakan bakteri gram negative yang tidak membentuk spora. Bakteri ini dapat
menyebabkan penyakit yersiniosis pada manusia. Pada mulanya bakteri ini dikenal
dengan nama Pasteurella
pseudotuberculosis lalu berganti nama menjadi Shigella pseudotuberculosis, sampai pada tahun 1960 bakteri ini
berganti nama menjadi Yersinia
pseudotuberculosis. Tidak semua jenis bakteri ini merupakan bakteri
patogen, tetapi dengan penelitian di laboratorium dapat diketahui bahwa
beberapa bakteri jenis ini dikenal dengan sifatnya sebagai bakteri patogen.
2.
Sumber
Yersinia
pseudotuberculosis dapat ditemukan dalam kotoran beberapa hewan liar dan
domestik di Eurasia dan Amerika Utara , dan diperkirakan bahwa mamalia dan
burung liar merupakan salah satu sumber utama penyebab infeksi Yersinia pseudotuberculosis, beberapa kotoran
hewan seperti tikus, rusa, kelinci dan beberapa jenis unggas (bebek dan angsa)
dapat menjadi sumber bakteri patogen. Bakteri patogen yang dihasilkan dari
kotoran hewan tersebut selanjutnya dapat terakumulasi di dalam tanah karena
aktivitas mikroorganisme, lalu tanah yang telah mangandung bakteri Yersinia pseudotuberculosis dapat mengontaminasi tanaman atau tumbuhan
yang kemudian dikonsumsi oleh manusia.
3.
Bahan
Pangan yang Sering Terkontaminasi Oleh Yersinia
pseudotuberculosis
Tumbuhan seperti sayuran dan buah-buahan yang ditanam di
dalam tanah merupakan salah satu bahan pangan yang sering terkontaminasi oleh
bakteri Yersinia pseudotuberculosis.
Terutama untuk jenis sayuran yang terkubur di dalam tanah seperti wortel,
memiliki resiko yang paling besar dalam terkontaminasi bakteri patogen.
4.
Gejala
yang ditimbulkan
Bakteri Yersinia
pseudotuberculosis dapat menyebabkan gastroenteritis. Yersiniosis yaitu infeksi yang
disebabkan oleh bakteri Yersinia
pseudotuberculosis sering ditandai dengan gejala seperti gastroenteritis yang
disertai dengan diare ataupun muntah. Diare jarang terjadi namun juga dapat
terjadi. Tetapi, gejala yang khas untuk penyakit ini adalah demam ruam, dan
sakit perut yang parah dan sering bingung dengan apendisitis akut. Komplikasi
jangka panjang yang disebabkan oleh bakteri ini adalah artritis reaktif, dan
pada pasien immunocompromised dapat menyebabkan penyakit hati kadang-kadang
dapat menyebabkan sepsis. Infeksi Yersinia hampir mirip dengan radang usus buntu
( appendicitis ) dan pembengkakan kelenjar limfe di bagian
perut (mesenteric lymphadenitis ) namun pada bakteri ini dapat juga
menyebabkan infeksi pada bagian lain misalnya pada luka, persendian, dan
saluran kencing. Gejala ini biasanya timbul, dimulai antara 24 sampai 48 jam
atau 1 sampai 2 hari setelah mengkonsumsi makanan atau minuman yang
terkontaminasi karena bakteri ini biasanya ditularkan melalui makanan atau
minuman. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri ini termasuk infeksi karena
periode inkubasi atau gejala yang ditimbulkan lama sampai beberapa hari yaitu 1
sampai 2 hari.
5. Insiden dan Outbreak
Sampai saat ini, sangat sedikit kasus keracunan
makanan yang disebabkan oleh Yersinia pseudotuberculosis namun bakteri ini kebanyakan menimbulkan
masalah kesehatan pada negara-negara yang beriklim seperti Jepang, Eropa
Utara dan bekas Uni Soviet. Kasus atau penyakit yang disebabkan oleh bakteri
ini sering terjadi selama bulan-bulan musim dingin. Di Jepang, pernah dilaporkan bahwa infeksi pada
manusia ditularkan melalui air dan makanan yang terkontaminasi. Wabah terkait
dengan makanan juga pernah terjadi di Kanada, Finlandia, Jepang dan Uni Soviet.
Pada tahun 1998, wabah di Kanada dikaitkan dengan konsumsi susu homogeny yang
terkontaminasi. Pada tahun 1998, juga terjadi wabah di Finlandia terkait dengan
konsumsi selada. Selain itu, pada tahun 2003 dan 2004 terjadi wabah yang
disebabkan oleh infeksi Yersinia pseudotuberculosis yang disebabkan
karena konsumsi wortel mentah.
6.
Cara
menanggulangi atau pencegahan kontaminasi Yersinia
pseudotuberculosis
Yersinia merupakan bakteri
yang peka terhadap panas dan akan
terbunuh dengan pemanasan yang merata (di atas 70°C). Sumber utama dari infeksi
bakteri ini adalah makanan mentah, makanan yang kurang matang dan juga kontaminasi
silang yaitu apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah
atau peralatan yang terkontaminasi (misalnya alas pemotong,dll). Karena itu,
pemasakan dengan benar dan penanganan makanan secara higienis dapat mencegah
infeksi Yersinia. Selain itu,
sanitasi yang kurang dan teknik sterilisasi yang kurang tepat, serta
penyimpanan yang kurang benar , dapat pula menjadi penyebab kontaminasi oleh Yersinia
pseudotuberculosis. Oleh karena
itu diperlukan sanitasi yang tepat, teknik sterilisasi yang tepat, serta
penyimpanan yang benar untuk mencegah kontaminasi oleh Yersinia
pseudotuberculosis.
REFERENSI
Lawley, Richard, et.al. 2008. The Food Safety Hazard
Guidebook
Saya T. Chrestella M.S. (11.70.0020) dari kelompok 5 bersama Benny Irawan (11.70.0017) dan vonny veronica (11.70.0018). Dalam penjelasan anda disebutkan bahwa bakteri ini sangat sedikit menimbulkan kasus keracunan makanan, namun dikatakan pula banyak menimbulkan masalah kesehatan di negara-negara beriklim, mengapa demikian? Kemudian mengenai cara pencegahan kontaminasi salah satunya adalah dengan penyimpanan yang benar, bisakah dijelaskan lebih detail bagaimana penyimpanan yang aman sehingga bahan pangan kita terhindar dari bakteri Yersinia pseudotuberculosis ? terimakasih
BalasHapussaya Ayu Florencia akan mencoba menjawab pertanyaan dari stella, benny dan vonny dari kelompok 5 :
HapusSedikit menimbulkan keracunan namun banyak menimbulkan masalah kesehatan, hal ini karena efek yang ditimbulkan setelah konsumsi makanan yang terkontaminasi Y. pseudotubercolusis cukup lama, yaitu terlihat gejalanya setelah 24 jam sampai 48 jam. Dan masalah kesehatan yang ditimbulkan ini adalah masalah kesehatan yang serius, seperti komplikasi jangka panjang yaitu artritis reaktif, dan pada pasien immunocompromised dapat menyebabkan penyakit hati kadang-kadang dapat menyebabkan sepsis. Infeksi Yersinia hampir mirip dengan radang usus buntu ( appendicitis ) dan pembengkakan kelenjar limfe di bagian perut (mesenteric lymphadenitis ) namun pada bakteri ini dapat juga menyebabkan infeksi pada bagian lain misalnya pada luka, persendian, dan saluran kencing.
Kenapa sering terjadi di daerah beriklim? Karena di negara beriklim lebih sering mengkonsumsi bahan mentah ataupun setengah matang. Contohnya saja di Jepang, orang jepang hampir setiap hari mengkonsumsi “sushi”, dimana “sushi” yang dibuat menggunakan ikan yang mentah. Jika ikan diambil dari perairan yang tercemar dengan Y. pseudotubercolusis, maka ikan tersebut akan terkandung Y. pseudotubercolusis, sehingga orang yang mengkonsumsinya akan terkena dampaknya, yaitu infeksi yersiniosis akibat Y. pseudotubercolusis. Atau sebagian besar di Negara Barat, sering mengkonsumsi salad yang menggunakan sayuran mentah, ini juga merupakan peluang infeksi pada orang yang mengkonsumsi, dimana sayuran yang ditanam di tanah yang tercemar Y. pseudotubercolusis dapat “membawa” sehingga dapat menyebabkan infeksi akibat makan makanan tersebut, yaitu infeksi yersiniosis akibat Y. pseudotubercolusis.
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa, Yersinia ini peka terhadap panas dan akan terbunuh dengan pemanasan yang merata (di atas 70°C). Sumber utama infeksi bakteri ini adalah makanan mentah, makanan yang kurang matang dan kontaminasi silang, yaitu apabila makanan yang sudah dimasak bersentuhan dengan bahan mentah atau peralatan yang terkontaminasi (misalnya alas pemotong). Karena itu, pemasakan dengan benar dan penanganan makanan secara higienis dapat mencegah infeksi Yersinia.
Yang dimaksud penyimpanan yang benar adalah ketika bahan pangan yang “baik” (tidak terkontaminasi Yersinia) disimpan ditempat tersendiri (terhindar dari kontaminasi) sehingga tidak terjadi peluang kontaminasi silang akibat bahan pangan yang “buruk” (terkontaminasi yersinia) baik dari bahan pangan mentah, bahan pangan yang kurang matang, ataupun alat – alat dan proses yang digunakan yang dapat menimbulkan kontaminasi pada bahan pangan “baik”. Karena kontaminasi silang sangatlah mungkin terjadi jika penanganan kurang higienis.
saya Anggara (11.70.0023) dr kelompok 6 bersama Metta (11.70.0021) dan Yohan (11.70.0022).. mau bertanya, seperti yang sudah dijelaskan di atas, makanan yang biasanya terkontaminasi Yersinia pseudotuberculosis adalah sayuran yang tidak matang / kurang matang, sedangkan untuk makanan seperti pecel, salad, ataupun burger, biasanya masyarakat lebih menyukai sayuran yang kurang matang, nah treatment seperti apa (untuk membunuh Yersinia pseudotuberculosis) yang cocok diaplikasikan ke sayuran jika kasusnya seperti yang sudah saya jelaskan tadi? terimakasih..
BalasHapussaya Ayu Florencia akan mencoba menjawab pertanyaan dari anggoro dan teman - teman :
HapusMemang bahan pangan mentah, atau setengah matang merupakan peluang sumber Y. pseudotubercolusis. Melihat kasus seperti itu, lebih baik sayuran yang digunakan bisa di treatment dengan blanching terlebih dahulu sebelum dikonsumsi, karena dari penjelasan yang ada di atas bahwa Yersinia ini peka terhadap panas dan akan terbunuh dengan pemanasan yang merata (di atas 70°C). Suhu blanching 80°C sudah cukup untuk membunuh Y. pseudotubercolusis.