PROTOZOA - GIARDIA
Kelompok 29
Hayuningtyas W H 11.70.0120
Jo, V Michael R 11.70.0122
Allicia Ariesca 11.70.0124
Allicia Ariesca 11.70.0124
Giardia itu apa sih ???
Giardia
adalah protozoa parasit yang memiliki sel tunggal dari ordo Diplomonadida. Sel – selnya tidak memiliki dua inti. Spesies penting yang sering
menyebabkan penyakit pada manusia adalah Giardia
intestinalis (sebelumnya disebut sebagai G. lamblia, atau G.
duodenalis). G.
intestinalis adalah
protozoa parasit flagellata yang merupakan parasit
obligat dan memerlukan inang untuk berkembang biak yang dapat menyebabkan Giardiasis atau Lambliasis.
Parasit ini pertama kali dilihat oleh Van Leeuwenhoek pada tahun 1681.
Flagelata ini pertama kali dikenal dan dibahas oleh Lambl (1859), yang
memberikan nama “intestinalis”. Kemudian Stiles (1915) memberikan nama baru,
Giardia lamblia.
Parasit ini mempunyai 2 stadium
yaitu:
a) Stadium
trofozoit: ukuran 14 mikron, bentuk seperti buah peer, anterior, posterior
meruncing, mempunyai 4 pasang flagel
aksostil dan berkembang biak dalam
saluran
pencernaan dari inang.
b) Stadium kista :
ukuran 10 – 14 mikron, bentuk oval, terdidri dari 2 – 4 inti sel, (kista
infektif inti), dinding tipis dan kuat.
Kista lebih sesuai tumbuh pada kondisi dingin,
lembab, dan suhu rendah. Selain itu, kista
resisten terhadap klorin, ozon, dan radiasi
ultraviolet (UV).
Sumbernya darimana ???
G. intestinalis ditemukan di sejumlah hewan
domestik dan liar, termasuk hewan
ternak seperti
sapi serta hewan lainnya seperti kucing dan anjing. Sumber utama G. intestinalis adalah kotoran manusia dan hewan yang terinfeksi,
yang dapat berisi hingga 109 kista dalam satu hari. Kista sangat menular dan
dapat ditransfer ke makanan melalui makanan yang terinfeksi atau melalui air
yang tercemar yang digunakan untuk irigasi tanaman atau pengolahan. G. intestinalis juga berhubungan dengan air permukaan yang telah tercemar oleh
kotoran manusia atau hewan,
sedangkan kista ditemukan dalam sejumlah makanan yang tidak diolah,
termasuk umbi-umbian, selada, rempah - rempah dan stroberi. G. intestinalis tidak dapat tumbuh dalam makanan atau air dan hanya
berkembang biak pada inangnya yang cocok karena sifat parasit dari G. intestinalis .
Tersebarnya bagaimana ???
Infeksi Giardia
lamblia dimulai dengan masuknya kista melalui saluran pencernaan,
masuk ke dalam usus. Proses selanjutnya adalah pelepasan trofozoit, yang
diinisiasi di dalam perut oleh asam lambung. Lingkungan perut yang asam (pH ≤
2) dan pH duodenum yang mendekati netral sangat penting untuk proses pelepasan trofozoit
ini. Trofozoit kemudian membelah dan bermigrasi ke dalam permukaan mikrovilus.
Kolonisasi trofozoit terbatas pada distal duodenum dan proksimal jejenum.
Ketika trofozoit bercampur dengan isi usus dan arus feses serta perubahan
lingkungan, akan menyebabkan trofozoit mengkista. Kista keluar melalui feses
setelah periode prepaten 6 – 14 hari (pada anjing). Siklus berulang setelah
kista masuk hospes yang tepat. Giardiasis ditularkan melalui pakan dan minum
yang terkontaminasi kista.
Cara
penularan : ditularkan
melalui air, dari
orang-ke-orang,
kemudian bisa dari hewan ke manusia (zoonosis), melalui makanan
yang terkontaminasi atau dengan kontaminasi feses, baik secara langsung atau melalui air yang tercemar. Giardiasis tidak tersebar melalui darah, dan tidak
menyebar ke bagian sistem pencernaan lainnya namun tetap berada di usus kecil.
Parasit ini menyerap nutrisi dari lumen (dinding dalam) usus kecil dan tidak
memerlukan oksigen untuk hidupnya (anaerob).
Apa saja gejalanya ???
Gejala klinis yang
disebabkan oleh giardiasis sangat bervariasi dan dapat berbeda di antara
penderitanya. Hal ini tergantung berbagai faktor seperti jumlah kista yang
tertelan, lamanya infeksi, faktor hospes dan parasitnya sendiri. Giardiasis
bisa muncul sebagai : infeksi asimptomatis, diare akut, diare kronik. Selain
diare, terdapat juga simptom seperti steatore, kram perut, perut kembung karena
ada gas di dalamnya, kehilangan berat badan, dan muntah. Tinja akan berwarna
pucat, berminyak, atau berbau. Giardiasis juga menyebabkan komplikasi yaitu,
malnutrisi yang akan menyebabkan gangguan perkembangan dan pertumbuhan pada
infant dan anak usia muda. Pada orang dewasa yang sehat, gejala ini dapat
berlangsung antara 1-2 minggu, tetapi pada beberapa kasus dapat juga
berlangsung selama 6 minggu. Jika di dalam tubuh seseorang sistem imunnya
sedang terganggu, maka infeksi dapat bertambah parah dan berlangsung lama
sehingga terkadang membutuhkan perawatan rumah sakit dan bisa saja terjadi
kematian.
Pencegahannya ???
Langkah-langkah
pengendalian untuk G. intestinalis dalam pengolahan makanan terutama difokuskan pada pengendalian pencemaran dalam air dan pengelolaan pedagang makanan yang terinfeksi. G.
intestinalis umumnya dianggap sebagai patogen yang lebih sering ditularkan
melalui air daripada melalui makanan. Pencegahan
dilakukan dengan mencegah kontaminasi air. Kista G. lamblia biasanya resisten terhadap pemakaian klorin, sehingga
penyaringan air minum diperlukan. Pengolahan panas merupakan kontrol efektif
terhadap G. intestinalis kista dalam makanan. Pencegahan lainnya dapat
dilakukan seperti misalnya :
-
Produk segar dan makanan mentah lainnya hanya
boleh dicuci / diproses menggunakan kualitas air minum
yang baik.
-
Proses masak untuk
produk daging pada
suhu 70oC
selama 2 menit.
-
Memanaskan kembali makanan pada suhu 74oC akan menghancurkan kista.
-
Makanan yang dibekukan setidaknya 7 hari juga merupakan kontrol
yang efektif.
-
Menjaga kebersihan pribadi, terutama
pencucian tangan.
Ookista dapat bertahan untuk jangka waktu yang signifikan
pada suhu di bawah 0oC, terutama dalam air, kista tahan terhadap pH rendah sekitar pH 3,0. Kista tergolong resistant
terhadap klorin, sehingga klorinasi
air minum untuk mengeliminasi kista memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi
dan kontak yang lebih lama pada biasanya. Proteksi individu dapat dilakukan dengan
merebus air sampai mendidih minimal 1 menit. Bila air tidak dapat direbus,
dapat diberikan 2-4 tetes kaporit untuk setiap liter air dan tunggu selama 60
menit sebelum diminum. Bila airnya dingin dibutuhkan waktu semalam untuk
membunuh kista G.intestinalis. Memanaskan makanan atau makanan yang
matang dapat mencegah infeksi kista G.intestinalis.
Catatan insiden/ outbreak
G. intestinalis merupakan parasit
pada usus yang paling sering dilaporkan di dunia. Di Inggris dan Wales antara
tahun 1986-1996 jumlah kasus yang dilaporkan setiap tahunnya berkisar antara
5000-7000, tetapi pada tahun 1996-2006 jumlah kasus yang dilaporkan telah
mengalami penurunan dan sekarang rata-rata ada 3000 kasus tiap tahunnya. Data
terbaru Uni Eropa tahun 2005 menunjukkan total kasus giardiasis dari 18 negara
ada 15.103. Di Negara Eropa kejadian yang dilaporkan tertinggi ada di Estonia
(24,28 kasus per 100.000 orang) dan Islandia (14,65 kasus per 100.000 orang).
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa anak-anak
berusia 0-4 tahun yang paling sering terinfeksi dan puncak musiman infeksi terjadi
di musim semi dan musim gugur.
Giardiasis adalah penyakit dilaporkan di sebagian besar Uni Eropa dan di
Amerika Serikat.
Ada 20.075 kasus giardiasis yang dilaporkan di Amerika Serikat pada tahun 2005. Angka ini relatif stabil dalam beberapa tahun terakhir.
Sebagian besar kasus yang dilaporkan
dari negara-negara utara rata-rata terjadi pada musim panas dan
awal musim gugur. Insiden giardiasis
di Selandia Baru dilaporkan relatif tinggi (46,5 kasus
per 100 000 pada tahun 2000),
dengan puncak infeksi di musim gugur. Ada sedikit atau
bahkan tidak ada informasi tentang berapa
banyaknya kasus yang dilaporkan mengenai
infeksi yang ditularkan melalui makanan, tetapi diperkirakan bahwa mayoritas disebabkan oleh kontak dengan air yang terkontaminasi, orang yang terinfeksi, dan kadang-kadang
hewan.
Kontrol dalam Bahan Makanan
Parasit
protozoa memasuki proses produksi pangan melalui tiga jalur utama yakni:
-
melalui kontaminasi dari bahan makanan atau bahanbaku di
pertanian
- melalui air yang terkontaminasi termasuk dalam produk
akhir untuk pengolahan produk atau mencuci, atau digunakan untuk membersihkan
peralatan pengolahan
- melalui transfer atau penyebaran melalui penjamah makanan
yang terinfeksi atau pembuat makanan di produksi, pelayanan makanan atau
pengaturan domestik.
Metode pencegahan atau kontrol karenanya harus dirancang
untuk menutupi tiga rute potensial setiap kali mereka bisa menjadi penting bagi
produk akhir dikonsumsi. Produsen makanan harus melakukan bahaya identifikasi
dalam kerangka dari Hazard Analysis Critical Control Point rencana (HACCP)
untuk makanan dalam menentukan apakah protozoa parasit adalah bahaya yang
signifikan, apakah suatu organisme berpotensi terjadi dalam jumlah yang cukup
tinggi (yaitu pada tingkat dosis menular) dalam produk akhir. Umumnya untuk
memastikan bahwa protozoa parasit bukan merupakan bahaya yang signifikan,
prasyarat sistem HACCP (misalnya GMP, GHP) harus mencakup pencegahan yang tepat
atau tindakan pengendalian. Dimana relevan dan memungkinkan, tindakan
pencegahan dan kontrol dapat dimasukkan dalam Praktek GAP yang digunakan dalam
program produksi utama bahan atau bahan baku.
Daftar
Pustaka :
Richard Lawley, Laurie Curtis & Judy Davis. 2008. The Food Safety Hazard Guidebook. RSC
Publishing. London, UK.
Hlvsa,M.C.;Watson,J.C;
Beach,M.J.; Giardiasis Surveillance- United states, 1998 – 200, CDC MMWR,
January 2005, 54 : 9 -15.
Safar, Rosdiana. 2009. Parasitologi
Kedokteran: Protozoologi, Entomologi dan Helmintologi. Yrama Widya,Bandung.
Rockwell,
Robert L. 2003. Giardia lamblia and Giardiasis with Particular Attention to
the Sierra Nevada.
Saya Melany Isabella 11.70.0078 bersama kelompok saya yaitu Martines Mulyanto 11.70.0076 dan Nies Mayangsari 11.70.0079 ingin menanyakan mengenai pernyataan bahwa Giardiasis dapat menyebabkan malnutrisi yang berefek buruk bagi perkembangan dan pertumbuhan infant dan anak usia muda. Bagaimana efek kesehatan yang ditimbulkan oleh Giardiasis kaitannya dengan malnutrisi pada orang yang berusia lanjut? Mengingat bahwa orang berusia lanjut tidak memerlukan asupan nutrisi dalam jumlah besar untuk perkembangan dan pertumbuhannya, sedangkan Giardiasis dapat menyerap nutrisi-nutrisi yang ada di dalam tubuh manusia, termasuk orang berusia lanjut. Apakah akan menimbulkan efek lain yang membahayakan?
BalasHapusTerima kasih :D
haiii melany, mayang dan mulll, terima kasihh sebelumnya untuk memberikan pertanyaan ke kelompok kamii :)
Hapusokeee kita akan coba jawab pertanyaan dari kalian........
Orang lanjut usia itu ternyata beresiko terkena malnutrisi lohh guysss. Malnutrisi merupakan salah satu dari gangguan yang menyertai orang lanjut usia atau yang biasa disebut lansia. Para lansia ini akan mengalami daya ingat yang semakin berkurang, penglihatan berkurang serta masih banyak lagi. Nahhh faktor penyebab malnutrisi diantaranya adalah faktor kesehatan, intake nutrisi, perubahan komposisi tubuh dan fungsi organ serta faktor lingkungan sosial ekonomi.
Intake nutrisi akan berkurang seiring dengan menurunnya fungsi indra pengecap yang membuat rasa dan bau makanan menjadi tidak menarik, sehingga nafsu makan para lansia pun menurun. Hal ini lah yang dapat menyebabkan orang lanjut usia mengalami malnutrisi yang dapat meningkatkan resiko komplikasi dan infeksi serta akan memperlambat proses penyembuhan. Nahh guysss, pada prinsipnya giardiasis ini akan menyerap nutrisi si penderita, jika si penderita merupakan lansia yang mengalami penurunan nutrisi akibat adanya penurunan indra pengecap, maka para lansia hanya memiliki nutrisi yang sangat sedikit, sehingga lansia tersebut dapat terserang malnutrisi dan akan berlangsung lama.
Okeee itu jawaban dari kita guyssss, semoga menjawab apa yang ditanyakan yaaa, apabila kurang jelas silahkan bertanya kembali, kami sangat welcome terhadap pertanyaan, terima kasihhhhh :D
Saya Poei, Laurensia Cindy 11.70.0041 (kelompok 11 "Salmonella" dengan Lia Oeinia 11.70.0039 dan Meilsa Yuke 11.70.0043).. saya ingin menanyakan, apakah ada treatment khusus yang perlu dilakukan selama proses pengolahan air agar air tidak terkontaminasi oleh kista dari protozoa parasit tersebut? Dan saya minta tolong dijelaskan lagi mengenai suatu pernyataan yang saya tidak terlalu paham artinya. ( “Kista G. lamblia biasanya resisten terhadap pemakaian klorin, sehingga penyaringan air minum diperlukan”) . Terimakasih.
BalasHapusHalooo cindy, lia dan meilsa, terima kasihh sebelumnya untuk memberikan pertanyaan ke kelompok kamii :)
Hapusokeeee kita akan coba jawab pertanyaan dari kalian........
Pada umumnya, untuk mencegah air terkontaminasi kista G. intestinalis, dilakukan sanitasi air minum dengan menggunakan metode koagulasi, sedimentasi dan filtrasi. Setelah dilakukan ketiga tahap tersebut, dilakukan tahap klorinasi. Metode klorinasi ini sangat umum digunakan dalam sanitasi air minum. Klorinasi air minum untuk mengeliminasi kista memerlukan konsentrasi yang lebih tinggi dan kontak yang lebih lama dari pada biasanya. Nahhh dengan adanya tahap klorinasi ini, timbulah efek pada air seperti bau. Untuk mengatasi hal tersebut maka diperlukan proses penyaringan dengan media karbon aktif.
Proteksi individu juga dapat kalian lakukan sendiri lohh guysss, seperti misalnya dengan merebus air hingga mendidih minimal 1 menit. Bila air tidak dapat direbus, maka diberikan 2-4 tetes kaporit atau klorin untuk setiap liter air dan tunggu selama 60 menit sebelum diminum. Jika airnya dingin maka dibutuhkan waktu semalam untuk membunuh kista G.intestinalis.
Okeee itu jawaban dari kita guyssss, semoga menjawab apa yang ditanyakan yaaa, apabila kurang jelas silahkan bertanya kembali, kami sangat welcome terhadap pertanyaan, terima kasihhhhh :D