PROTOZOA: TOXOPLASMA
Disusun
oleh :
Mutiara Aletheia H 11.70.0127
Ivan
Septian P 11.70.0129
Briggite
Cristy Z 11.70.0135
1. KARAKTERISTIK
Toxoplasma
adalah jenis protozoa bersel tunggal yang termasuk ke dalam sub-kelas Coccidia. Toxoplasma bersifat parasit obligat dan memerlukan inang untuk
memperbanyak diri. Toxoplasma bersifat
patogen dimana toxoplasma mampu
menginfeksi manusia, mamalia, burung, serta menjadi sumber utama penyebab
penyakit toxoplasmosis pada manusia.
Spesies Toxoplasma
yang sering menyebabkan infeksi adalah Toxoplasma gondii. Toxoplasma gondii
menginfeksi sebagian besar spesies hewan berdarah panas (misalnya, kucing,
babi, domba, dan manusia) dan menyebabkan penyakit toksoplasmosis. Hanya kucing
(kucing domestik dan kerabat lainnya dalam keluarga Felidae) yang
dikenal sebagai hewan inang yang memungkinkan parasit untuk melengkapi siklus
hidupnya.
Toxoplasma memiliki
siklus hidup yang kompleks, dimana terdiri dari beberapa tahap dan bentuk. Ada
2 tahap dalam siklus hidup toxoplasma,
yaitu:
1. Ookista
Pada tahap ini, toxoplasma
memiliki tingkat resisten yang tinggi dan memiliki dengan dinding yang tebal. Toxoplasma dalam tahap ookista hanya
terdapat pada feses kucing. Ookista ini dapat bertahan dalam bentuk yang aktif
hingga 400 hari di dalam air ataupun di dalam tanah. Ookista ini juga sangat
resisten terhadap beberapa sanitizer
dan desinfektan. Ookista dari toxoplasma ini
sangat resisten terhadap beberapa faktor lingkungan. Ookista toxoplasma ini dapat dihancurkan dengan
panas, oleh karena itu ookista ini jarang dijumpai pada produk pangan yang
telah diolah. Selain itu, ookista ini juga dapat diinaktivasi dengan pembekuan
pada suhu 21ºC selama 1-7 hari.
2. Sista Mikroskopis
Pada tahap ini, toxoplasma
akan bersifat infektif yang berarti sangat mudah untuk menginfeksi jaringan
tubuh. Biasanya toxoplasma ini akan
ditemukan pada otot dari inang tempat toxoplasma
hidup. Toxoplasma yang berbentuk
sista ini dapat bertahan hidup pada suhu 4ºC selama beberapa minggu, namun sama
seperti ookista, bentuk sista ini tidak resisten terhadap panas sehingga dapat
dibunuh melalui proses pemasakan. Selain itu, sista toxoplasma ini akan terinaktivasi pada freezing dan dapat dibunuh dengan iradiasi pada dosis 1 kGy.
2. KEBERADAAN
DI DALAM BAHAN PANGAN
Toxoplasma dalam
tahap ookista banyak dijumpai pada makanan yang belum diolah (raw foods) yang terkontaminasi oleh
feses kucing. Ookista toxoplasma juga
diduga terdapat pada kerang yang tumbuh pada air laut yang sudah
terkontaminasi. Sedangkan toxoplasma pada
tahap sista sering ditemukan pada produk daging, seperti daging domba, daging
kambing, daging kelinci, daging kuda, daging babi, dsb. Jumlah sista yang
terdapat pada daging yang diperoleh dari hewan yang terinfeksi adalah ±1
sista/100 gram daging.
3. EFEK TOXOPLASMA TERHADAP KESEHATAN
Spesies toxoplasma yang sering menginfeksi
manusia adalah Toxoplasma gondii yang
mana infeksinya akan menimbulkan penyakit toxoplasmosis. Toxoplasma
tercatat menyebabkan infeksi kongenital (artinya diturunkan dari ibu ke janin
selama kehamilan) pada tahun 1930 dan menjadi dikenal luas sebagai penyebab
penyakit pada orang dengan immunodepressed
pada akhir tahun 1960. Lebih banyak infeksi yang tercatat mulai tahun 1983
ketika orang-orang dengan HIV/AIDS terserang Ensefalitis toksoplasma
(peradangan otak)
(www.info-kes.com).
Toxoplasma gondii dapat masuk ke dalam tubuh melalui mulut, dimana Toxoplasma gondii yang tertelan oleh tubuh akan melepaskan ookista
berspora yang disebut dengan takizoit. Takizoit ini akan dilepaskan pada usus
dan akan memasuki jaringan tubuh melalui dinding dari usus. Takizoit ini
kemudian akan menyebar ke seluruh tubuh dan merusak beberapa jaringan dengan
cara memperbanyak diri dan membentuk sista. Berikut adalah siklus hidup dan
tahapan infeksi oleh Toxoplasma gondii:
Infeksi yang
disebabkan oleh Toxoplasma gondii ini
cukup berbahaya karena biasanya infeksi yang ditimbulkan tidak memberikan
gejala. Namun, pada beberapa kasus ditemui bahwa infeksi Toxoplasma gondii ini akan menimbulkan gejala flu ringan dan
pembengkakan kelenjar getah bening. Suatu penelitian juga menyatakan bahwa pada
infeksi yang parah, gejala yang ditimbulkan adalah kerusakan pada otak.
Apabila Toxoplasma gondii ini masuk ke dalam
tubuh ibu yang sedang mengandung, takizoit ini akan masuk ke dalam plasenta dan
akan menyerang janin yang sedang dikandung. Infeksi
bawaan toxoplasma
yang diturunkan oleh ibu yang terinfeksi kepada janin bisa
menyebabkan masalah serius pada mata, telinga, dan kerusakan otak pada saat
lahir. Pada beberapa kasus infeksi, janin yang dilahirkan
oleh ibu yang terinfeksi masih normal sampai beberapa
tahun pertama kehidupan, namun ketika umur
anak tersebut mencapai belasan tahun, efek infeksi mulai terasa seperti pada
mata (penurunan penglihatan atau kebutaan), telinga (pendengaran), atau gejala
kerusakan otak (kejang, perubahan status mental) terkena. Toxoplasmosis juga menjadi penyebab utama penyakit retinochoroiditis
(peradangan retina dan koroid mata) di Amerika Serikat (www.info-kes.com).
Pada beberapa kasus juga ditemui bahwa infeksi dari Toxoplasma gondii ini dapat menyebabkan perubahan perilaku pada
manusia, dan dapat menimbulkan beberapa
penyakit psikotik, khususnya skizofrenia.
4.
PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN INFEKSI
4.1. PENCEGAHAN
Berikut ini disarankan untuk mencegah atau mengurangi
kemungkinan terinfeksi Toxoplasmosis:
- Memasak semua daging hingga benar-benar matang.
- Simpan daging pada suhu beku (-12ºC) untuk membunuh sista.
- Mencuci tangan dan peralatan dengan benar setelah menyentuh daging mentah.
- Cuci buah dan sayuran sebelum dikonsumsi
- Jangan minum susu yang tidak dipasteurisasi atau minum air mentah.
- Beri makan kucing dengan makanan yang dimasak dengan matang.
- Jangan mengadopsi atau memegang kucing liar.
- Jangan memelihara kucing baru saat hamil.
- Wanita hamil harus memakai sarung tangan saat berkebun, benar-benar mencuci tangan mereka setelah itu, dan menghindari kontak dengan kotoran kucing, dan sebaiknya meminta orang lain untuk membersihkan kotak kotoran kucing (bersihkan kotak kotoran kucing setiap hari).
- Taruh kotak pasir kotoran kucing di luar ruangan saat tidak digunakan.
4.2. PENGOBATAN
Toxoplasmosis dapat ditangani secara medis. Ada
beberapa obat, biasanya digunakan dalam kombinasi, untuk mengobati infeksi oleh
parasit ini. Tiga golongan obat yang paling sering digunakan ke pasien,
termasuk orang dengan HIV adalah pirimetamin, sulfadiazin, dan asam folinic.
Untuk pasien hamil diobati dengan spiramisin dan leucovorin. Pasien dengan HIV
biasanya membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk menjaga Toxoplasma gondii tetap ditekan.
saya Amelia gita (11.70.0057) dari kelompok 15 (VTEC) bersama dengan Chaterine Meilani (11.70.0059) dan Agita (11.70.0061). Saya tertarik dengan topik ini mengingat kucing merupakan salah satu hewan yang banyak disukai oleh manusia untuk dijadikan hewan peliharaan. Namun, kaitannya dengan pangan ternyata virus ini juga bisa mengkontaminasi air laut sehingga kerang juga dapat menjadi salah satu resiko yang juga terkontaminasi, yang saya mau tanyakan bagaimana air laut dapat terkontaminasi toxoplasma dan apakah ada kemungkinan biota lain dilaut juga terkontaminasi? terimakasih atas infonya.
BalasHapusSaya Mutiara Aletheia (11.70.0127) bersama Ivan Septian (11.70.0129) dan Briggite Christy (11.70.0135) akan mencoba untuk menjawab pertanyaan. Toxoplasma pada umumnya berasal dari tinja kucing, namun kista dari toxoplasma (ookista) juga dapat menginfeksi hewan lain seperti sapi,kambing,ayam dan babi sehingga banyak juga ookista yang terdapat pada tempat pemotongan hewan. Penanganan limbah dari proses pemotongan hewan yang kurang tepat atau bahkan belum diolah kemudian langsung dibuang keperairan tentu dapat mengkontaminasi air laut dan kerang. Adapun biota lain yang dapat ikut terinfeksi ookista adalah binatang yang dapat berfungsi sebagai filter(mampu memompa sejumlah besar air) dan biota hidup di perairan yang sering tercemar limbah domestik seperti kepiting, tiram dan remis :)
Hapus