KULIAH MANDIRI KEAMANAN PANGAN
HAZARD MICROBIOLOGY - SHIGELLA
Disusun oleh:
Margaretha Rani 11.70.0044 Berta Widyarani 11.70.0046
Steven George 11.70.0045
Spesies Shigella
mempunyai kesamaan dengan Escherichia
coli yaitu merupakan bakteri gram negatif, membentuk spora (Enterobacteriaceae).Ada 4 spesies Shigella yaitu S. sonnei, S.
dysenteriae, S. flexneri and S. boydii, yang dapat menyebabkan peyakit yang dikenal
sebagai shigellosis atau bacillary disentri.Tiga spesies lain sebagian besar berhubungan dengan air
yang terkontaminasi. S. dysenteriae adalah penyebab epidemic disentri dan S.
exneri adalah sebagian besar menular.Infeksi pada Shigella dapat terjadi akibat dari minum atau berenang di air yang tercemar,
sedangkan S. sonnei adalah penyebab shigellosis dari makanan biasanya terdapat
di industry.
Menurut
Info POM.2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. Vol. 9 no.2, Maret 2008.
Badan POM RI, Shigella dapat
menyebabkan kerusakan makanan dan menjadi penyebab toksiinfeksi makanan. Pada
media agar Mac Conkey, Shigella sp
akan membentuk koloni warna merah muda terang, translucent, dengan atau tanpa
pinggir koloni bergerigi atau kasar
Shigella dapat terinfeksi dalam makanan dan akhirnya masuk
dalam tubuh karena adanya kontak langsung dan tidak langsung dengan tinja .
banyak kasus terjadi karena tidak kehigenisan dalam mencuci tangan setelah
buang air besar dan akhirnya kontak dengan makanan, hal ini merupakan rute
fecal-oral. Shigella juga dapat ada pada air yang terkontaminasi , karena dapat
sebagai alat transportasi. Kontaminasi dapat terjadi dari banyak sumber yaitu
tanah yang terkontaminasi , air , kain lap yang juga bisa merupakan sumber
kontaminasi, juga bisa karena serangga
seperti lalat yang terkontaminasi dan akhirnya hinggap di bahan pangan.
Temperatur minimum pertumbuhan shigella yaitu 6,1°C dan maksimum 47°C , sehingga sangat mudah
tumbuh dalam sayuran seperti parsley dan juga buah-buahan yang telah terpotong
yang memiliki suhu ruang. Dalam kadar yang sangat rendah shigella telah dapat
menyebabkan infeksi pada manusia. Shigella dapat bertahan dalam suhu freezer dan
suhu chiller tetapi waktu tahannya tergantung pada tipe makanan dan lingkungan
sekitar.
Shigella
hanya menginfeksi manusia dan primata lainnya. Pada manusia,
semua individu rentan terhadap infeksi Shigella
tetapi pada bayi masih dijamin tercegah dari infeksi karena terdapa tsistem
immune.Pada orang tua resiko infeksi terkena Shigella dapat mengakibatkan penyakit tersebut berkembang menjadi penyakit
yang lebih komplek.
Pada umumnya Shigella sangat menular kuman yang menyebabkan diare. Gejala yang biasa berhubungan dengan infeksi ini adalah diare, kejang, sakit perut, menggigil, sakit kepala, kelelahan, dan demam. Mungkin mengandung penyakit diare darah dan lendir.Spesies Shigella dapat menyebabkan infeksi asimtomatik, diare ringan, atau dapat menyebabkan disentri akut. Sering buang air besar dapat menyebabkan dehidrasi. Biasanya, gejala berlangsung selama 3-14 hari meskipun komplikasi jangka panjang seperti penyakit Reiter,artritis reaktif dan sindrom uremik hemolitik dapat terjadi sebagai akibat dari infeksi. Perkiraan tingkat fatalitas 0,16%, meskipun ini dapat meningkat menjadi 10-15% dengan beberapa strain terutama yang jahat.Dosis infektif bisa sangat rendah sekitar 10 sel dan bisa menyebabkan penyakit.Waktu inkubasi untuk penyakit berkisar dari 12 jam sampai 7 hari (biasanya 1 – 3 hari).
Infeksi dan persebaran Shigella yang disebut juga dengan
shigellosis tergantung pada standart kehigenisan suatu Negara, jika standart
higenitas tinggi maka resiko shigellosis rendah. Di Eropa sepanjang tahun 2005
di 26 negara infeksi shigella kurang dari 7500 kasus, tetapi di Inggris dan
Wales 1000 kasus shigellosis terlaporkan..Bahan pangan yang dapat terinfeksi
dengan shigella bermacam-macam terutama sayur-sayuan mentah , serealia seperti
tepung jagung dan nasi , hingga mashed potato dan chocolate pudding juga dapat
mengandung shigella.
Shigella sonnei pada tahun 1994 menyebabkan wabah di Eropa
Utara yang disebabkan oleh impor selada oleh Negara Spanyol. Kasus lain juga
terjadi karena Parsley cacah yang digunakan sebagai garnis sebanyak 493 infeksi
di United State dan Kanada. Spesies lain yaitu Shigella flexneri juga pada
tahun 1998 terjadi infeksi dalam salad
buah.
Shigella
sp dapat tumbuh pada pH antara 4,8 – 9,3. Shigella sp inaktif pada pH kurang dari
4,0, namun beberapa organisme dapat bertahan dalam kurun waktu tertentu pada
kondisi asam. Shigella sp dapat
bertahan selama 14 hari di jus tomat dan apel yang disimpan pada suhu 70C.
Shigella
sp dapat tumbuh pada water activities di bawah 0,96 (konsentrasi
maksimum 5,2% NaCl). Organisme ini akan mati secara perlahan pada water
activity yang rendah. Walaupun dalam kadar NaCl yang tinggi (10%), beberapa
jenis dapat bertahan selama 4 hari.
Shigella
sp merupakan organisme anaerob fakultatif yang dapat tumbuh
dengan atau tanpa oksigen. Pada suhu ruang, Shigella
sonnei meningkat pesat pada kubis yang disimpan dalam keadaan vakum/ pada
kemasan MAP (30% N2, 70% CO2), dan Shigella sp jumlahnya akan static (tidak berubah) pada penyimpanan
suhu refrigerator.
Shigella
sp tidak khususnya tahan pada bahan pengawet dan kondisi
steril. Pada konsentrasi klorin 200 ppm dapat mengurangi lebih dari 6 log10
Shigella sonnei pada daun parsley
pada 210C selama 5 menit. Shigella
sp mudah inaktivasi dengan panas dan akan mati pada suhu di atas 650C.
Pencucian dengan air yang mengandung
disinfektan tidak menjamin berkurangnya Shigella
sp. Kebersihan lingkungan yang terjaga, kebersihan orang, dan minimalisasi
penanganan dapat mengurangi resiko kontaminasi. Orang yang menderita
shigellosis sebaiknya tidak berada dalam area proses pengolahan makanan sampai
orang itu ditetapkan bebas dari pathogen.
Tidak ada ketentuan spesifik yang
dibuat di bawah European Comission legislation, atau di US Food Code (2005)
yang mengatur tingkat Shigella pada
makanan. Makanan yang tidak aman (penuh pathogen) diwajibkan untuk tidak dijual
di bawah Eurepean Comission tentang keamanan pangan. Jumlah Shigella sp pada makanan menunjukkan
kurangnya kebersihan sehingga makanan tidak aman untuk dikonsumsi.
Reference :
http://journals.tums.ac.ir/upload_files/pdf/_/3491.pdf
Halo Eta dan kawan2.. Kita dari kelompok Vibrio Vulnificus (Irnanda-11.70.0072 / Weni-11.70.0074 / Yosie-11.70.0075) mau ijin komen nih, hehehe.. Postingan kalian tentang Shigella ini bagus lhoo, banyak info2 baru & penting buat belajar.. Oh ya, kita mau tanya juga nih, di postingan ini kan dibilang Shigella biasa dijumpai pada sayur-sayuran dan untuk menanganinya bisa diminimalisir lewat pemanasan dengan suhu sekitar 60oC.. Nah yang mau kita tanyakan penanganan yang tepat untuk meminimalisir Shigella tanpa merusak bahan pangan itu sendiri bagaimana ya?? Sedangkan sepengetahuan kita, sayuran bisa rusak (misal keriput) bila pemanasan terlalu tinggi..
BalasHapusTerus yang kedua, dikatakan di paragraf kedua dari akhir "Pencucian dengan air.... dst", dikatakan "minimalisasi penanganan dapat mengurangi resiko kontaminasi".. maksud "minimalisasi penanganan" itu apa dan bagaimana ya?? Mungkin itu aja pertanyaannya.. Makasih sebelumnya buat penjelasannya nanti.. :D :D
haloo kelompok Vibrio Vulnificus.. Sebelumnya terima kasih atas pertanyaannya. Kami akan menjawab untuk pertanyaan yang pertama. Mengenai penanganan yang tepat untuk meminimalisir shigella adalah dengan cara pemanasan atau lebih tepatnya dengan cara blanching. Karena disini suhu blanching sekitar 70 - 80oC dimana pada suhu ini tidak akan merusak tekstur dari sayuran. Selain itu pada suhu blanching ini akan dapat membunuh Shigella pada bahan pangan karena Shigella akan mati pada suhu 65oC. oleh karena itu blanching disini merupakan salah satu penanganan yang tepat untuk meminimalisir Shigella.
BalasHapusSedangkan untuk pertanyaan yang kedua.. Yang dimaksud dengan minimalisasi penanganan disini adalah lebih ke meminimalisasi antara kontak tangan dengan bahan pangan yang akan diolah. Apabila orang yang sedang mengolah bahan pangan yang mudah terkontaminasi dengan Shigella tidak bersih maka hal ini dapat menyebabkan makanan tersebut akan mudah terkontaminasi Shigella. Oleh karena itu, statement diatas juga berkaitan dengan kebersihan seseorang yang akan menangani bahan pangan tersebut.