TUGAS KULIAH MANDIRI KEAMANAN PANGAN
“VIRUS HEPATITIS A”
Kelompok 21:
Fabiola Happy 11.70.0084
Christianty K. D 11.70.0085
Abigail Sharon E 11.70.0086
I.
KARAKTERISTIK MIKROBA PATOGEN
Virus Hepatitis A (HAV) merupakan virus
enterik yang menyebabkan penyakit pada hati (liver) pada manusia yang kita
kenal dengan hepatitis A. Hepatitis dapat disebut juga dengan radang hati.
“Hepa” berarti kaitan dengan hati, sementara “itis” berarti radang (http://spiritia.or.id/Dok/Hepatitis.pdf
- diunduh pada 27 September 2013). Banyak jenis virus yang dapat menyebabkan
hepatitis namun hanya HAV saja yang hanya bisa menyebabkan diare pada
penderitanya. HAV merupakan rantai tunggal RNA pada virus hepatitis dimana yang
termasuk di dalam famili Picornaviridae
dari genud Hepatovirus. Virus ini
dapat menular dari penderita ke orang lain secara langsung.
Beberapa
penyebab yang dapat menimbulkan radang hati atau hepatitis adalah sebagai
berikut :
v Racun
dan zat kimia, seperti alkohol yang berlebihan
v Penyakit
autoimun dimana yang dapat menyebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang
jaringan sehat dalam tubuh
v
Mikroorganisme,
khususnya virus.
Ada lima virus yang diketahui
mempengaruhi hati dan menyebabkan hepatitis, antara lain :
v
|
v HBV
v HCV
v HDV (virus hepatitis delta) à Menyebabkan masalah kesehatan pada orang yang
terinfeksi HBV)
v HEV (virus hepatitis E)
v
HGV
(virus hepatitis G) / virus GB-C (GBV-C) à Pada
awalnya diduga dapat menyebabkan kerusakan pada hati. Namun diketahui bahwa
virus ini tidak menyebabkan masalah kesehatan manusia.
HAV, HBV, dan
HCV merupakan virus yang dapat menginfeksi tubuh manusia. Di dalam tubuh
manusia, sistem kekebalan tubuh manusia memberikan perlawanan. Dengan adanya
perlawanan dari sistem kekebalan tubuh manusia ini maka dapat menyebabkan peradangan
pada hati atau yang disebut juga dengan hepatitis. HAV merupakan hepatitis yang
akut, sedangkan HCV merupakan hepatitis yang kronis. Sedangkan HBV dapat
menimbulkan hepatitis yang kronis maupun akut, tergantung dari perkembangbiakan
virus yang menginfeksi tubuh manusia. Baik hepatitis akut maupun hepatitis
kronis seiring berjalannya waktu maka dapat berkembang menjadi jaringan parut
di hati yang disebut dengan fibrosis (http://spiritia.or.id/Dok/Hepatitis.pdf
- diunduh pada 27 September 2013).
HAV mempunyai ukuran yang sangat kecil
dan struktur RNA-nya sederhana. HAV merupakan virion yang tidak terselimuti
dengan diameter sebesar 27-32 nm yang terdiri dari protein virus dan RNA. Jika
HAV dilihat menggunakan electron
microscopy analyses (EM) atau mikroskop elektron menunjukkan bahwa partikel
dari HAV ini berbentuk ikosahedral simetri walaupun tidak ada struktur yang
dapat dilihat secara detail. Gen hepatitis A terdiri atas rantai tunggal,
linear, RNA positif yang mengandung daerah yang tidak terdeteksi dengan
struktur kompleks kedua dan ketiga. Replikasi gen HAV terjadi secara eksklusif
dala sitoplasma yang menginfeksi hepatosit dengan mekanisme yang melibatkan RNA
polymerase (http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/HepatitisA_whocdscsredc2000_7.pdf
- diunduh pada 27 September 2013).
Gambar
1. Foto Electron microscopy dari
penderita HAV
Sumber : Centers for Disease Control and Prevention (CDC), Atlanta, USA http://www.cdc.gov/ncidod/diseases/hepatitis/slideset/hep06.gif
HAV tahan terhadap :
v Denaturasi karena panas (dapat bertahan
pada 70oC dalam waktu 10 menit)
v Perlakuan
asam (pH 1 dalam waktu 2 jam pada suhu ruang), 20% eter, kloroform, diklorodifluorometana,
dan triklorotrifluoroetana
v Asam perkloratasetat (300 mg/l dalam
waktu 15 menit pada suhu 20oC)
v Inaktivasi detergent (bertahan pada suhu
37oC selama 30 menit dalam 1% SDS)
v
Penyimpanan
pada suhu 20oC selama bertahun-tahun
(http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/HepatitisA_whocdscsredc2000_7.pdf
- diunduh pada 27 September 2013)
HAV juga dapat diinaktivasi dengan
berbagai perlakuan seperti :
v Pemanasan pada suhu 85oC
selama 1 menit
v Sinar UV (1.1 W dalam 0,9 cm selama 1
menit)
v Autoklaf (121oC selama 20
menit)
v Formalin (8% selama 1 menit pada suhu 25oC)
v â-propriolactone
(0.03% selama 72 jam pada suhu 4oC)
v Potassium permanganate (30
mg/l selanma 5 menit)
v Iodine
(3 mg/l selama 5 menit)
v Klorin
(konsentrasi klorin bebas residu : 2 – 2,5 mg/l selama 15 menit)
v Klorin
– mengandung compound (3 – 10 mg/l
sodium hipoklorit pada suhu 20oC selama 5 – 15 menit)
(http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/HepatitisA_whocdscsredc2000_7.pdf
- diunduh pada 27 September 2013)
II.
SUMBER KONTAMINASI
Sumber
kontaminasi hepatitis A dapat berasal dari kotoran makhluk hidup yang
terinfeksi oleh virus hepatitis A (HVA). Kemudian virus hepatitis A akan
terbawa oleh udara dan terakumulasi ke dalam makanan dan minuman. Sehingga
menyebabkan orang yang mengkonsumsi makanan dan minuman yang mengandung virus
hepatitis A akan mengalami kontaminasi dan menjadi penderita hepatitis A.
Sebagai contoh, orang yang meminum air atau es batu yang tercemar dengan
kotoran maka orang tersebut akan terinfeksi virus hepatitis A. HAV terutama
menular melalui makanan mentah atau makanan yang tidak cukup dimasak yang
diolah oleh seseorang yang terkena hepatitis A (walaupun mungkin dia tidak
mengetahui dirinya sudah terinfeksi). Kerang-kerangan yang tidak dimasak dengan
benar juga dapat menjadi sumber kontaminan HAV. HAV juga dapat menular melalui
hubungan seks bebas. Namun HAV ini sangat jarang dapat menular melalui hubungan
darah-ke-darah (http://spiritia.or.id/Dok/Hepatitis.pdf
- diunduh pada 27 September 2013).
III.
BAHAN MAKANAN YANG SERING TERKONTAMINASI
Secara
spesifik tidak ada bahan makanan khusus yang sering terkontaminasi oleh virus
HAV, hal ini berkaitan dengan cara penanganan bahan pangan. Sebagai contoh
adalah bahan pangan yang tidak diolah dengan baik dan higenis tentu akan
mengandung mikroba patogen yang berbahaya bagi manusia. Tetapi yang perlu
diperhatikan lebih lanjut adalah makanan yang berasal dari laut atau perairan
seperti oysters,
shellfish, dll. Hal ini dikerenakan pada biota laut kontaminasi oleh mikroba patogen
lebih besar daripada biota darat. Tetapi pada tanaman yang menempel pada tanah
seperti sayur-sayuran dan buah-buahan juga dapat berisiko terkontaminasi oleh
mikroba patogen. Karena feses dari hewan yang mengandung mikroba patogen
seperti pada tikus akan terakumulasi di dalam tanah karena adanya aktivitas
mikroorganisme di dalam tanah. Sehingga tanah yang mengandung bakteri patogen,
akan mengontaminasi tanaman di atasnya.
IV.
GEJALA YANG
TIMBULKAN
Virus hepatitis A ini
muncul pertama di shanghai china pd th 1988, dimana terdapat banyak kasus wabah
hepatitis yang terjadi yang melibatkan 290000 kasus akibat makanan yang membawa
virus hepatitis A. Hal ini disebabkan karena perairan yang tercemar oleh
limbah. Hasil pertanian yang diekspor ke negara lain ini menyebabkan wabah di
negara tujuan karena air yang digunakan untuk pertanian telah tercemar oleh
limbah. Pada anak – anak tidak terlihat gejala, namun pada orang dewasa yang
kekebalan tubuhnya sudah turun akan mudah terinfeksi virus ini akibat makanan
dan air yang telah tercemar. Dosis infektif untuk HAV tidak diketahui. Namun,
diperkirakan bahwa sesedikit sebagai 10-100 partikel virus dapat menyebabkan penyakit.
Waktu inkubasi untuk gejala muncul adalah rata-rata sekitar 4 minggu, tetapi
dapat bervariasi dari 2-6 minggu . Banyak kasus infeksi HAV tidak menunjukkan gejala,
terutama pada anak-anak. Bila penyakit jelas , infeksi hepatitis A biasanya
merupakan penyakit ringan. Gejala awal termasuk sakit kepala , kelelahan, demam
, kurang nafsu makan , perut tidak nyaman , mual dan muntah . Setelah seminggu
atau lebih , viremia (di mana virus dapat dideteksi dalam aliran darah) dan
penyakit hati dalam bentuk penyakit kuning , atau peningkatan enzim hati,
terjadi. Hepatitis A biasanya merupakan penyakit self-limiting yang berlangsung
hingga 2 bulan, namun dalam sekelompok kecil masyarakat yang terkena dampak,
HAV kaleng menyebabkan panjang atau berulang penyakit berlangsung hingga 6
bulan. Infeksi bisa berakibat fatal, terutama pada orang berusia di atas 50
tahun. Di Amerika Serikat, kelompok usia ini memiliki angka kematian dilaporkan
sebagai 1,8%. Selama infeksi individu dapat mengeluarkan angka tinggi partikel
virus ( 4106 partikel/g feses ). Penumpahan partikel dapat mulai di terakhir 2
minggu masa inkubasi dan pada beberapa individu dapat terus sampai 5 bulan
setelah infeksi.
V.
PENYEBAB
TIMBULNYA HEPATITIS A
Penyakit hepatitis A ini timbul dari infeksi karena
penularan melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi tinja. misalnya
makan buah-buahan dan sayur yang kurang bersih dalam pencuciannya/tidak dimasak
atau bisa saja makan kerang yang setengah matang serta minum dengan es batu
yang prosesnya terkontaminasi.
VI.
INSIDEN
Terdapat 290 000 kasus
di shanghai china akibat kerang yang dipanen dari perairan tercemar limbah,
juga hasil pertanian yang dipanen oleh petani yang terinfeksi virus di amerika
dan inggris, dan hasil selada, bawang merah setengah matang/ mentah yang
diekspor menyebabkan masalah di negara penerima hasil, sehingga menyebabkan wabah besar di Amerika Serikat.
VII.
PENANGGULANGAN DAN PENCEGAHAN
Strategi untuk
mengurangi resiko wabah bawaan makanan hepatitis A harus focus untuk mencegah
makanan yang tercemar . Di negara-negara berkembang anak-anak harus dijauhkan
dari daerah di mana produk segar ditanam dan dipanen, dan air bersih harus
digunakan untuk irigasi, mencuci dan pengolahan makanan. Daerah pemanenan kerang harus
dipantau untuk kontaminasi dari limbah.
Saat memegang makanan
harus dipastikan tangan dicuci bersih dan bisa
dengan menggunakan sarung tangan, terutama pada proses pembuatan makanan tanpa menggunakan proses
pemasakan atau produk makanan mentah. Selain itu
bagi orang yang menderita gejala hepatitis sebaiknya tidak campur tangan dalam
proses produksi pangan. di beberaqpa bagian di USA bagi orang – orang yang
masih terlibat dalam penanganan pangan dianjurkan untuk diimunisasi hepatitis
A, namun efektivitasnya tidak pasti. Jika makanan bisa terkontaminasi HAV ,
konsumen harus disarankan hanya makan makanan
yang benar-benar dimasak dari sumber terpercaya dan aman serta tidak dianjurkan
untuk makan buah buah dan sayuran mentah yang belum dikupas atau dipersiapkan
terlebih dahulu.
DAFTAR PUSTAKA
Cook,
N. and Rzezutka, A. Hepatitis viruses in ‘‘Emerging foodborne pathogens.’’ ed.
Motarjemi,
Y. and Adams, M. Cambridge. Woodhead Publishing Ltd, 2006, 282–308.
Fiore,
A.E. Hepatitis A transmitted by food. Clinical Infectious Diseases, 2004. 38, 705–715.
Hepatitis
A. World Health Organization (2000).
http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/HepatitisA_whocdscsredc2000_7.pdf
http://spiritia.or.id/Dok/Hepatitis.pdf
(diunduh pada 27 September 2013)
http://www.who.int/csr/disease/hepatitis/HepatitisA_whocdscsredc2000_7.pdf
(diunduh pada 27 September 2013)
Koopmans,
M. and Duizer, E. Foodborne viruses: an emerging problem. International Journal
of Food Microbiology, 2004. 90, 23–41.
Koopmans,
M., von Bonsdorff, C-H., Vinje´ , J., de Medici, D. and Monroe, S. Foodborne
viruses. FEMS Microbiology Reviews, 2002. 26, 187–205.
Lawley, Richard. Et al.2008. The Food Safety Hazard
Guide Book. RSC Publishing.London.
Kami dari kelompok 8 (Stefany 11.70.0030, Clara 11.70.0029, dan Charles 11.70.0028) ingin menanyakan mengapa biota laut lebih rentan tercemar virus hepatitis A daripada bahan makanan yang berasal dari pertanian?
BalasHapussaya Christianty K.D 11.70.0085 mencoba menjawab pertanyaan dari kelompok 8 : bahan makanan yang berasal dari pertanian juga dapat tercemar oleh virus hepatitis A sesuai dengan yang dikemukakan diatas bahwa pada tanaman yang menempel pada tanah seperti sayur-sayuran dan buah-buahan juga dapat terkontaminasi oleh mikroba patogen. Karena feses dari hewan yang mengandung mikroba patogen contohnya pada tikus yang akan terakumulasi di dalam tanah karena adanya aktivitas mikroorganisme di dalam tanah. Sehingga tanah yang mengandung bakteri patogen, akan mengontaminasi tanaman di atasnya.
HapusSaya Nies Mayangsari 11.70.0079 bersama dengan Melany 11.70.0078 dan Mulyanto 11.70.0076 dari kelompok 19 ingin bertanya apakah “VIRUS HEPATITIS A” yang mencemari bahan makanan bisa hilang seiring dilakukannya proses pengolahan makanan ini? Apabila bisa, mohon penjelasannya. Thx :)
BalasHapussaya Christianty K.D 11.70.0085 mencoba menjawab pertanyaan kalian : menurut dari referensi yang didapatkan virus hepatitis A ini sangat berkaitan dengan kebersihan pada tubuh maupun pada makanan yang dikonsumsi. maka dari itu pengolahan makanan yang tepat bisa mengurangi resiko terkena virus ini. seperti contohnya virus hepatitis A ini tahan pada pemanasan (pada suhu 85oC selama 1 menit) maka makanan yang terkontaminasi dapat diolah dengan panas lebih dari 85oC dan lebih dari 1 menit untuk dapat menghilangkan virus hepatitis A ini, kemudian pada buah dan sayuran dapat dilakukan pencucian yang bersih.
HapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusSelamat malam kami dari kelompok 31 saya Juliana finda 11.70.0136 dan teman saya maria prasetyaningtyas 11.70.0138 ingin bertanya apakah di Indonesia virus ini sudah banyak penyebarannya?dan bagaimana penyebarannya apakah hanya berasal dari makanan saja?
BalasHapussaya Fabiola Happy RH/11.70.0084 (kel.21) akan menjawab pertanyaan dari kelompok 31:
Hapus1. penyebaran di Indonesia:
Secara global ada 1,4 juta penderita Hepatitis A tiap tahun. Dan Indonesia termasuk dalam Negara dengan frekuensi penyakit Hepatitis A yang tinggi. tetapi, penyakit hepatitis A tidak begitu kronis, dan penderita masih bisa sembuh dengan perawatan dan pengobatan serta istirahat total dan rutin (http://www.depkes.go.id/index.php?vw=2&id=2401).
2. penyebaran hepatitis A:
Penularan virus Hepatitis A dapat melalui jalur fekal-oral yakni bila seseorang mengonsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi kandungan feses penderita. Jalur fekal-oral adalah rute penularan penyakit dari feses ke mulut. Dalam jalur ini, kuman yang dikeluarkan dari tubuh penderita melalui feses dapat menulari orang lain bila tertelan melalui kontaminasi suplai air, sentuhan tangan di kamar mandi dan dapur, memakan makanan yang terkontaminasi oleh lalat, dl. (http://kamuskesehatan.com/arti/jalur-fekal-oral/). Karena itu penyakit ini sebenarnya dapat dicegah dengan sanitasi yang baik. Perbaikan sanitasi, pengawasan makanan dan imunisasi merupakan cara paling efektif mengatasi Hepatitis A.